Sedangkan orang Farisi "orang yang diasingkan" atau dikhususkan dari ahli-ahli Taurat adalah suatu golongan religius Yudaisme yang sangat berpengaruh di Israel.
Mereka sangat taat dan perpegang mutlak terhadap Hukum Taurat Musa maupun peraturan-peraturan yang sudah ditambahkan kepada hukum-hukum itu dari zaman ke zaman.
Baik Ahli-ahli Taurat maupun orang Farisi suka memakai jubah panjang dan sangat suka menerima penghormatan. Mereka suka berdoa sambil berdiri di tempat-tempat umum, lorong-lorong dan tingkungan jalan raya agar mereka dilihat orang dan mendapatkan pujian.
Pokoknya mereka suka melakukan dan memamerkan kegiatan keagamaannya di depan umum dengan tujuan agar mereka dihormati, dipuji, dilayani dan dinomorsatukan dari semuanya.
Hal yang sangat berbeda ditunjukkan Yesus selama pelayananNya di bumi. Yesus mengatakan kepada murid-muridNya bahwa Dia datang "untuk melayani, bukan untuk dilayani".Â
Intinya Yesus mengajarkan bahwa pemimpin adalah pengayom, memimpin harus didasarkan atas kasih, bukan dengan tangan besi atau dengan kekerasan. Jika ingin menjadi besar dan terkemuka harus menjadi pelayan dan bukan dilayani.
Hal tersebut mendapat sambutan yang sangat luar biasa dari rakyat Israel. Pengajaran Yesus yang penuh wibawa, kuasa dan muzizat bertolak belakang dengan pengajaran ahli-ahli Taurat dan orang Farisi yang penuh dengan kemunafikan.
Oleh karena itu dengan keras Yesus mengecam ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi dengan menyebut mereka sebagai orang-orang munafik yang disebelah luarnya tampak benar di mata orang tetapi di dalamnya penuh kemunafikan.
 "Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran. Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan" (Matius 23:27-28)
Hal tersebut tentu saja membuat ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi geram. Mereka berusaha mencari-cari kesalahan dan menjebak Yesus agar mendapatkan hukuman yang setimpal dengan hukuman mati.Â
Dan akhirnya mereka berhasil meyakinkan Pontius Pilatus bahwa Yesus harus disalibkan dengan tujuan agar tidak ada lagi yang mengusik kekuasaan dan kehormatan mereka.
***