Pada kasus Bells Palsy, saraf nomor 7 terganggu/tersumbat sehingga sebelah wajah lumpuh (melorot) dan tidak bisa digerakkan, baik otot bibir, hidung dan kelopak mata tidak bisa menutup sehingga menimbulkan rasa pedih pada bagian mata karena kelenjar air mata mengering.
Akibat lainnya seperti yang pernah saya alami, penderita akan mengalami kesulitan saat berbicara dan saat makan. Mulut terasa mencong dan bibir pun terasa tebal dan air ludah sering meleleh sehingga terasa sangat-sangat tidak nyaman.
Tetapi beberapa hal yang perlu diketahui, Bells Palsy tidak ada hubungannya dengan stroke dan penyakit ini bisa sembuh dengan sendirinya setelah melalui masa akut 7 hari dan disarankan agar ditangani sesegera mungkin dalam waktu 72 jam.
Data dari jurnal menunjukkan bahwa 85% penderita penyakit ini bisa sembuh sempurna dalam waktu 3 minggu dan sebanyak 15% sembuh dalam waktu 3-4 bulan dengan atau tanpa cacat yang menyertainya (konimex.com).
Apa penyebab Bells Palsy?
Hingga saat ini penyebab Bells Palsy masih dalam penelitian dan belum diketahui secara pasti. Beberapa sumber menyebutkan akibat infeksi virus herpes. Ada yang menghubungkannya dengan faktor genetik atau riwayat keluarga yang pernah mengalami Bells Palsy.Â
Tetapi menurut saya yang paling masuk akal dengan apa yang saya alami adalah hubungannya dengan cuaca dingin dan masuk angin akibat perilaku atau pola hidup "tak sehat".Â
Salah satu kebiasaan buruk saya adalah mengendarai motor tanpa menggunakan jaket, helm ataupun masker. Bahkan disaat hujan deras pada malam, saya tidak mau menggunakan jas hujan. Saya juga termasuk orang yang paling malas berolahraga dan sangat jarang pakai baju pada malam hari.
Apa yang saya lakukan hingga saya sembuh?
(Apa yang saya ceritakan disini hanya sekedar berbagi pengalaman pribadi dan tidak disarankan untuk ditiru atau diikuti)