Suatu hari di ruang kuliah, Pak Togar dosen Bahasa Indonesia berkata: "Sebagai mahasiswa, kalian tidak boleh malas membaca. Kalian harus rajin membaca buku apa saja dan sebanyak-banyaknya. Ya minimal 1.000 halaman bukulah setiap minggunya," kata Pak Togar.
"Dan agar bisa membaca banyak buku, kalian harus mempunyai teknik membaca cepat. Ada kalanya kita membaca beberapa halaman tertentu secara berulang-ulang, tetapi banyak halaman hanya kita baca sekilas saja," lanjut Pak Togar.
"Contohnya, di tangan saya sekarang ada sebuah Novel berjudul 'Sayur Kol' setebal 500 halaman, kalian butuh waktu berapa lama untuk membaca ini?" tanya Pak Togar.
"6 jam, pak," kata Lisa
"5 jam, pak," kata Sabar
"3 jam, pak," kata Butet
"1 jam, pak," kata Ucok.
Melihat namboru Tiur diam saja, Pak Togar bertanya: "kalau kau, namboru berapa lama?"Â
Dengan santai namboru Tiur menjawab: "kalau saya sih tak butuh waktu," kata namboru Tiur santai.
"Luar biasa," kata Pak Togar. "Bagaimana caranya, namboru, tolong beritahu sama teman-temanmu," kata Pak Togar melanjutkan.
Namboru Tiur pun maju ke depan lalu berkata: "seperti kalian tahu kan, aku ini malas kali membaca. Daripada aku membaca novel 'Sayur Kol' yang tebal dan tak jelas, lebih bagus aku main fesbuk sambil 'makan daging a*j*n* dengan sayur kol'," kata namboru Tiur yang disambut dengan tertawa oleh teman-temannya. Sementara Pak Togar merasa dilecehkan karena novel "Sayur Kol" yang dibilang namboru Tiur tak jelas itu adalah karya Pak Togar sendiri.