Pertanyaannya adalah seberapa layakkah Gibran dan Kaesang menjadi Calon Walikota-Wakil Walikota Solo jika dibandingkan dengan kesiapan Jokowi pada 2005 lalu? Berikut ulasannya:
Jokowi menjabat Walikota Solo untuk pertama kalinya pada 28 Juli 2005 saat usianya 44 tahun 1 bulan. Pendidikan terakhirnya adalah $1 kehutanan dari UGM dengan pekerjaan terakhir sebagai pengusaha meubel yang sukses.
Sama seperti Gibran dan Kaesang, sebelumnya Jokowi pun belum pernah bersentuhan dengan dunia politik saat itu. Namun ada yang membedakan Jokowi dengan Gibran dan Kaesang dalam hal berorganisasi.
Jokowilah yang memprakarsai pembukaan cabang Asmindo, sebuah organisasi pedagang mebel yang menaungi pedagang mebel di seluruh Indonesia dan lebih dari 140 pengusaha mebel dan kerajinan di Solo. Asmanindo dihidupkan Jokowi pada, 11 Juli 2002 dan beliau pun didaulat sebagai ketuanya.
Keberhasilan Jokowi dalam memimpin organisasi ini membuat Jokowi pad 2004 menjadi sorotan partai politik terutama PDIP. Dan teman-temannya dari Asmanindo lah yang kemudian mendorong-dorong Jokowi untuk maju sebagai Calon Walikota Solo.
***
Lalu bagaimana dengan Gibran dan Kaesang?
Sebagai putra sulung, Gibran sekarang berumur 32 tahun dan pendidikan terakhirnya adalah lulusan S1 dari MDIS Singapura dan University of Technology Insearch, Sydney, Australia.
Gibran merupakan Ketua Asosiasi Perusahaan Jasa Boga Indonesia (APJBI) Kota Solo. Dan sejak Desember 2010 Gibran membuka usaha katering yang diberi nama Chilli Pari.
Sementara sebagai putra bungsu, Kaesang sekarang berumur 24 tahun. Kaesang merupakan lulusan S1 dari Singapore Institute of Management University.
Kaesang tercatat sebagai seorang youtuber bergenre vlog dengan total penonton sudah melebihi 50 juta. Kaesang juga pernah bermain dalam film layar lebar "Cek Tokoh Sebelah". Selain itu Kaesang memiliki bisnis yaitu kaos kecebong dan kuliner pisang bernama Sang Pisang.
