Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Membandingkan Kesiapan Jokowi dengan Gibran dan Kaesang Sebagai Calon Walikota Solo

28 Juli 2019   17:00 Diperbarui: 28 Juli 2019   17:01 675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : tribunnews.com

Riset Laboratorium Kebijakan Publik Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Solo dalam rangka menjaring nama-nama Calon Walikota-Wakil Walikota Solo tahun 2020, memberikan hasil yang sangat mengejutkan. 

Dua putra Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep masuk dalam empat besar dari sepuluh kandidat tokoh Solo yang memiliki popularitas, dan aseptabalitas tinggi. 

Empat tokoh yang memiliki popularitas tinggi yakni Gibran dan Achmad Purnomo (Wakil Wali Kota Solo) masing masing mencapai 90 persen. Disusul Kaesang sebesar 86 persen, dan Teguh (Ketua DPRD Solo) 49 persen. 

Artinya popularitas Gibran setara dengan Wakil Walikota Solo aktif di angka 90 persen dan unggul 41 persen dari Ketua DPRD Solo aktif. Sementara adiknya Kaesang juga meninggalkan Ketua DPRD Solo dengan selisih 37 persen.

***

Reaksi publik terhadap hasil riset tersebut beragam. Ada yang menanggapinya biasa saja, ada yang berharap Gibran dan Kaesang dapat meneruskan kepemimpinan ayahandanya. Tetapi tidak sedikit juga yang menganggapnya masih terlalu dini.

Sebagian lagi beranggapan fenomena seperti ini merupakan bentuk pola pikir masyarakat Indonesia pada umumnya yang masih dipenuhi nostalgia dari sistem kerajaan-kerajaan di Nusantara. Yaitu takhta diwariskan kepada keturunan raja.

Tapi menurut saya hal ini lebih banyak melesetnya daripada benarnya. Karena hingga saat ini dari 7 Presiden Republik Indonesia yang sudah pernah menjabat, hanya Megawati Soekarnoputri yang meneruskan jejak ayahnya sebagai presiden. Selebihnya jangankan jadi gubernur, jadi bupati atau walikota pun belum ada.

Terkait hal ini tanggapan PDIP melalui Sekjen Hasto Kristiyanto mengatakan: "Pilkada kan 2020, nanti kami akan bahas dalam kongres Setelah itu kami lakukan sekolah partai. Prinsipnya Pilkada jadi momen bagi PDIP untuk memperkuat mekanisme institusionalisasi kelembagaan dalam menghasilkan pemimpin yang baik" (CNN Indonesia, 27/07/2019)

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun