Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Menyederhanakan Pemilu Serentak "Pencabut Nyawa"

1 Mei 2019   17:46 Diperbarui: 1 Mei 2019   17:54 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Untuk itu perlu kesadaran dari elit-elit yang ingin mendirikan partai politik baru. Mungkin akan lebih bijaksana jika elit tersebut bergabung ke partai politik yang sudah ada yang ideologi, visi dan misinya hampir sama daripada hanya haus jabatan Ketum/Sekum/DPD/DPC, dsb.

2. Sistem Pemilihan Legislatif dengan Proporsional Daftar Tertutup.

Salah satu yang memperlambat proses pemungutan dan penghitungan suara legislatif adalah banyaknya daftar calon legislatif yang akan dipilih dan dihitung.

Untuk itu salah satu cara yang paling efektif untuk mengatasi itu semua adalah dengan menerapkan sistem proporsional daftar tertutup. Yaitu pemilih hanya akan memilih partai politik, tanpa nama-nama calon legislatif.

Dengan sistem ini otomatis ukuran surat suara akan lebih kecil hingga 10 kali dan proses penghitungan suara di Plano juga akan berkurang 3 hingga 4 kali lebih cepat. 

Dengan sistem ini juga akan mengurangi politik uang yang dilakukan perorangan dan juga kepedulian pemilih terhadap partai akan semakin kuat. Karena selama ini pemilih memilih wakilnya di DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota bukan berdasarkan partainya tetapi berdasarkan celegnya.

Dan saya pikir tidak ada jaminan bahwa caleg yang terpilih sesuai dengan nama dan nomor urutnya lebih baik dari sistem proporsional tertutup.

(RS)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun