Apakah saya itu sebenar-benarnya kafir atau tidak, itu sepenuhnya urusan Tuhan dan sepenuhnya hak prerogatif Tuhan untuk menilainya. Jika manusia menyebut saya kafir, manusia bisa saja salah. Tetapi jika Tuhan menyebut Anda kafir, apakah mungkin Tuhan salah?
Jadi sekali lagi, saya sama sekali tidak akan marah jika Anda sebut kafir dan sedikit pun saya tidak merasa terganggu dengan panggilan itu. Tetapi jika Tuhan menyebut saya kafir, saya akan gemetar dan segera bertobat.
Kafir menurut manusia itu bukan sesuatu yang perlu dipermasalahkan dan sama sekali tidak menentukan apakah upahnya surga atau neraka. Karena sesungguhnya surga atau neraka adalah hak prerogatif Tuhan kepada siapa Dia memberikannya dan tak seorang pun manusia dapat mencampurinya.
Jangan marah jika manusia menyebutmu kafir, tetapi gemetar dan bertobatlah segera jika seandainya Tuhan menegurmu dengan sebutan kafir.
(RS)