Nats Alkitab: Yesaya 55:8-9
(55:8) Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN.
(55:9) Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.
Dalam nats di atas disebutkan bahwa ada 2 jenis "rancangan" dan 2 jenis "jalan" yang berasal dari 2 tingkatan pemikiran yang berbeda.
Tingkatan pemikiran yang pertama dalam ayat ke-8 dinyatakan dengan "rancangan-Ku" (dengan "K" besar), menunjuk kepada "rancangan" TUHAN yang bersumber dari pemikiran-Nya TUHAN. Sedangkan tingkatan pemikiran yang kedua "rancangan-mu" (dengan "m" kecil), menunjuk kepada "rancangan" manusia yang bersumber dari pemikiran manusia.
Baca juga : Renungan Kristen oleh Pdt. Horas Sihombing
Masih dalam ayat ke-8 juga disebutkan bahwa ada 2 jenis jalan, yaitu: jalan-Ku (dengan "K" besar) yang menunjuk kepada jalan TUHAN, dan yang kedua adalah jalanmu (dengan "m" kecil) yang menunjuk kepada jalan manusia.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Arti kata rancangan adalah: sesuatu yang sudah dirancang; hasil merancang; rencana; program; desain.
Sebuah rancangan lahir dari proses pemikiran yang sangat matang dari perancangnya dengan mempertimbangkan berbagai macam atau atau keseluruhan aspek dengan maksud agar yang dirancang tersebut adalah rancangan terbaik untuk tujuannya.
Masih menurut KBBI, kata "jalan" juga mempunyai arti: cara (akal, syarat, ikhtiar, dan sebagainya) untuk melakukan (mengerjakan, mencapai, mencari) sesuatu.
Baca juga : Jangan Takut, Percaya Saja (Renungan Minggu 27 Juni 2021)
Ada hubungan yang sangat erat antara "rancangan" dan "jalan". Bahwa sebuah rancangan dihasilkan dari jalan pikiran perancang. Sebuah hasil rancangan tidak dapat dipisahkan dari jalan pikiran perancangya atau hasil rancangan identik dengan jalan pikiran perancangya.
Pada ayat ke-8 disebutkan:Â
Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN.
Ternyata rancangan dan jalan TUHAN berbeda dengan rancangan dan jalan manusia. Itu sangat jelas. Pemikiran manusia hanya "sejauh mata memandang" (sangat terbatas) sementara pemikiran TUHAN melampaui batasan ruang dan waktu (tidak terbatas).
Bahkan pada ayat ke-9 dijelaskan bahwa ada perbedaan yang sangat jauh antara tingkatan pemikiran TUHAN dan tingkatan pemikiran manusia dan jaraknya seperti tingginya langit dan bumi.:
Baca juga :Â Renungan Manusia 2 - Kopit Lagi Kopit Lagi... Vaksin?
Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.
Dan hal itu adalah sesuatu yang sangat logis. Manusia merupakan hasil rancangan TUHAN sementara TUHAN bukan hasil rancangan manusia. Manusia adalah ciptaan TUHAN sedangkan TUHAN jelas bukan ciptaan manusia.
Jadi manusia harus menyadari sepenuhnya bahwa sehebat apapun pemikiran manusia belum ada apa-apanya dihadapan TUHAN untuk itu tidak perlu ada yang disombngkan. Dan seharusnya hendaklah pemikiran manusia itu digunakan untuk kemuliaan TUHAN bukan untuk menghujat TUHAN.
Karena sesungguhnya manusia itu dirancang untuk untuk menikmati damai sejahtera dengan hari depan yang penuh harapan, seperti tertulis dalam ayat berikut ini:
Yeremia 29:11,12
Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.
Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu;
Dan sebagai ayat penutup, kita harus mengetahui bahwa tidak ada rencana TUHAN yang gagal:
Ayub 42:2 (TB) Â "Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal."
(RS)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H