Dan sekarang aroma dukung-mendukung capres-cawapres itu nampaknya semakin hari semakin kental, baik di dunia nyata terlebih di dunia maya. Perang konten dan komentar di media sosial Facebook dan Twitter nampaknya sudah melampaui batas-batas kewajaran.
Tapi satu hal yang perlu kita ingat dan garisbawahi adalah, pemilihan presiden dan wakil presiden itu adalah agenda 5 tahunan yang terus-menerus diadakan sesuai dengan konstitusi kita.
Artinya jangan gara-gara pilpres kita saling mencaci-maki atau saling bermusuhan hanya karena perbedaan pilihan. Pilihlah pilihanmu tanpa harus memaksa atau mencampuri pilihan orang lain.
Dan satu hal yang perlu diketahui, kita memilih presiden dan wakil presiden dan bukan mau mengganti dasar negara Pancasila atau merubah bentuk negara dan pemerintah menjadi yang lain.
Jadi jika ada yang coba-coba menunggangi seperti HTI dengan ideologi khilafahnya atau PKI dengan ideologi sosialis komunisnya, itu semua adalah musuh kita bersama.
Kita boleh berbeda pilihan dan kita tidak harus selalu sependapat. Tetapi dalam hal dasar negara dan bentuk negara dan pemerintahan kita harus sepakat:
"SIAPAPUN PRESIDENNYA, PANCASILA TETAP TEGAK DAN NKRI HARGA MATI"
(RS)