Ya. Seharusnya jika timnas kita dikelola dengan benar oleh para pengurus PSSI yang "baik hati dan budiman" itu, bukan sesuatu hal yang luar biasalah jika timnas kita pernah juara.
Sebutlah bahwa jumlah penduduk bukan salah satu barometer prestasi sepakbola (seperti RRC dan India), tetapi bukankah sepakbola merupakan salah satu olahraga yang sangat digemari dan terus dikembangkan di negeri ini?
Dan bukankah negara kita memiliki talenta-talenta muda berbakat yang lahir setiap tahunnya? Tetapi mengapa masih selalu gagal dan gagal lagi?
Jawabannya adalah karena persepakbolaan kita belum dikelola dengan benar oleh para pengurus PSSI yang masih lebih doyan politik kekuasaan daripada mengurusi sepakbola.
Jadi sebaiknya, demi menjaga harga diri bangsa dan agar Ibu Pertiwi berhenti menangisi sepakbola kita, maka untuk tahun-tahun berikutnya, sebaiknya PSSI tak usah lagi berpartisipasi di Piala AFF. Itu lebih baik dan lebih bijaksana.
Seperti negara kita berani keluar dari anggota OPEC yang dianggap hanya gengsi-gensian. Lantaran posisinya bukan lagi sebagai negara pengekspor minyak tetapi negara pengimpor minyak. Sementara dengan menjadi anggota, negara kita berkewajiban membayar iuran sebesar USD2 juta per tahun.
Tetapi Anda mungkin bertanya, siapa nantinya yang menjadi sparing partner timnas kita untuk mengasah kemampuannya?
Menurut saya, lawan saja timnas Jerman, Perancis, Italia, Belgia, Brazil, Argentina, Uruguay atau siapa saja dah. Jepang dan Korea Selatan juga bisa.
(RS)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI