Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Apakah Kebahagiaan Tertinggi bagi Seorang Guru? (2 Buah Testimoni)

30 November 2018   18:17 Diperbarui: 30 November 2018   18:18 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan malu-malu kucing dan perasaan tak percaya, Pak Edy memilih salah satu jam tangan. 

"Cukup, pak?", katanya meyakinkan Pak Edy.

"Cukap", kata Pak Edy dengan sangat senang dan bangga.

"Tunggu, dulu. Dulu saya sangat kejam kan mendidik kalian?", kata Pak Edy bergurau, merasa bersalah mengenang masa lalu.

"Justru karena didikan yang keras itulah pak, maka saya bisa berhasil seperti sekarang ini", katanya dengan tulus tanpa menyimpan rasa dendam sedikitpun.

Sama seperti Pak Kirno, Pak Edy juga mengatakan hal yang sama. "Kebahagiaan tertinggi saya sebagai seorang guru adalah ketika melihat anak didik saya berhasil. Bukan karena pemberian jam tangan itu. Melihat dia saja memakai seragam bea cukai, saya sudah sangat bahagia dan merasa berhasil sebagai seorang pendidik meskipun itu bukan sepenuhnya usaha saya", kata beliau terharu.

Memang itulah kebahagiaan tertinggi seorang guru. Yaitu melihat anak didiknya berhasil dikemudian hari.

"Kalau suatu saat saya melihat anak didik saya menjadi gelandangan atau digebuki rame-rame karena memaling jemuran? Alangkah kecewanya saya. Saya merasa gagal sebagai guru", kata saya ketika menceritakan kedua testimoni tersebut kepada anak murid saya tadi siang.

(RS)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun