Definisi Pahlawan Menurut Guru Saya
Ketika SMP, guru PMP kami (Alm) pak K. Gultom memberikan definisi pahlawan, yaitu orang yang berjuang secara luar biasa kepada nusa dan bangsa untuk merebut, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan.Â
Dan untuk mengisi kemerdekaan bisa lewat pekerjaan apa saja, seperti: petani, buruh, nelayan, pegawai, dsb. Yang penting mereka melakukannya secara total untuk bangsa dan negara.
Beliau mengingatkan bahwa menyematkan sebutan pahlawan kepada seseorang sangat tidak gampang. Jika seseorang itu belum berjuang secara luar biasa kepada nusa dan bangsa atau hanya berjuang biasa-biasa saja maka orang tersebut sangat tidak layak disebut pahlawan.
"Seorang guru yang mengajar biasa-biasa saja dan tidak memberikan yang terbaik kepada anak didiknya atau bahkan sering melalaikan kewajibannya, maka guru tersebut sangat tidak layak disebut sebagai 'pahlawan tanpa tanda jasa'", kata beliau.Â
Beliau sering merasa terganggu dengan sebutan "pahlawan tanpa tanda jasa" yang disematkan kepada profesinya ketika itu, padahal menurut dia banyak guru yang belum mengabdi secara luar biasa kepada bangsa dan negara.
Mereka yang telah berjuang dengan mengorbankan nyawanya, hartanya, bahkan keluarganya, demi merebut dan mempertahankan bangsa dan negara ini, atau mereka yang mengorbankan zona kenyamanannya untuk membantu orang lain demi kehidupan yang lebih baik, mereka itulah yang layak disebut sebagai pahlawan.
Apakah mereka sudah mendapatkan gelar pahlawan secara resmi dari negara atau tidak, itu tidak terlalu penting, yang jelas sikap dan sifat kepahlawanan itu sudah melekat erat menjadi satu dalam jiwa mereka
Pahlawan Bakiak, Pahlawan Kesiangan, Koruptor dan Politisi Busuk
Akhir-akhir ini banyak orang yang mengaku-ngaku atau ingin disebut sebagai pahlawan padahal mereka tidak berbuat apapun untuk bangsa dan negara. Contohnya adalah "pahlawan bakiak", "pahlawan kesiangan", koruptor dan politisi busuk.Â
Lho, apa hubungan di antara keempat "profesi" itu?
Begini hubungannya! Pahlawan bakiak adalah sebutan bagi seorang suami yang "sangat patuh" atau lebih tepatnya "sangat takut" kepada istrinya sehingga apapun yang diperintahkan istrinya semua dilakukannya. Termasuk ketika disuruh korupsi, si suami dengan senang hati akan menyanggupinya, karena dia juga memang hobi.
Jadi pahlawan bakiak adalah suami yang berjuang secara luar biasa dan rela mengorbankan apa saja termasuk mengorbankan bangsa dan negaranya demi istri yang sangat ditakutinya.Â
Bayangkan jika terdapat 1.000 orang pahlawan bakiak yang memiliki 3 sampai 10 istri, apa yang terjadi dengan bangsa dan negara ini? Mereka ini adalah musuh serius bangsa dan negara.
Yang kedua adalah pahlawan kesiangan yaitu orang yang baru berjuang setelah peperangan (masa sulit) berakhir atau orang yang ketika masa perjuangan tidak melakukan apa-apa, tetapi setelah peperangan selesai dengan bangga menyatakan diri pejuang. Orang-orang seperti ini sangat banyak kita temui di negeri ini, bukan?
Sifat-sifat seperti inilah yang melekat erat dalam jiwa koruptor dan politisi busuk. Mereka mengaku-ngaku sebagai pahlawan, dan memang benar, mereka adalah pahlawan tetapi bukan pahlawan sungguhan tetapi pahlawan bakiak dan pahlawan kesiangan yang sedang berusaha untuk menghancurkan bangsa ini dan kita harus tegas. Mereka harus dilawan.
(RS)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI