Dalam segala hal Daniel didapati raja memiliki kebijaksanaan dan pengertian, sepuluh kali lebih cerdas dari pada semua orang berilmu dan semua ahli jampi di seluruh kerajaannya.
Selain itu Daniel juga mempunyai sebuah keistimewaan dari ke-3 temannya: Hanaya, Misael dan Azarya, yaitu dianugerahi Allah pengertian tentang berbagai-bagai penglihatan dan mimpi.
Setelah Belsyazar, Raja orang Kasdim (Babilonia) mati terbunuh, maka Darius orang Media menerima perintah menjadi Raja Kasdim pada usianya yang ke-62 tahun untuk menggantikan Belsyazar.
Kemudian untuk mengokohkan kerajaannya, Raja Darius mengambil langkah-langkahan. Salah satunya adalah dengan mengangkat seratus dua puluh wakil-wakil raja atas kerajaannya; mereka akan ditempatkan di seluruh wilayah kerajaan dan bertugas sesuai dengan bidang dan keahliannya masing-masing.
Dan untuk membawahi ke-120 Wakil Raja tersebut, Raja Darius juga mengangkat tiga pejabat tinggi. Kepada ke-3 pejabat tinggi itulah para wakil-wakil raja harus memberi pertanggungan jawab, supaya raja jangan dirugikan dalam hal apapun.
Dan ke-3 pejabat tinggi ini pulalah yang memberikan laporan pertanggungan jawab kepada raja perihal jalannya pemerintahan serta perkembangan situasi dan kondisi terkini dalam kerajaan.
Salah satu dari ke-3 pejabat tinggi yang diangkat itu adalah Daniel.
Sedikit kilas balik tentang Daniel, dia adalah salah satu dari ke-4 orang muda Israel yang diangkut dari kerajaan Yehuda ke Babilonia sebagai tawanan. Mereka dipilih dan dididik selama 3 tahun di dalam istana dengan pengawasan yang ketat dan setelah itu mereka harus bekerja pada raja.
Alkitab mencatat, Allah memberikan pengetahuan dan kepandaian tentang berbagai-bagai tulisan, bahasa dan hikmat kepada mereka. Dalam segala hal mereka didapati raja memiliki kebijaksanaan dan pengertian, sepuluh kali lebih cerdas dari pada semua orang berilmu dan semua ahli jampi di seluruh kerajaannya.
Selain itu Daniel juga mempunyai sebuah keistimewaan dari ke-3 temannya: Hanaya, Misael dan Azarya, yaitu dianugerahi Allah pengertian tentang berbagai-bagai penglihatan dan mimpi.
Karena itulah Daniel ini melebihi 2 pejabat tinggi lainnya dan ke-120 wakil raja itu, karena ia mempunyai roh yang luar biasa; karena itu raja bermaksud untuk menempatkannya sebagai pemegang kuasa atas seluruh kerajaannya.
Mengetahui rencana tersebut, muncullah iri hati dan dengki serta rasa tidak nyaman diantara para pejabat tinggi dan wakil raja. Mereka tahu bagaimana integritas Daniel yang tidak mau kompromi dengan kesalahan sekecil apapun dalam pemerintahan. Termasuk dalam hal korupsi dan tindakan sewenang-wenang terhadap rakyat.Â
Maka mereka berusaha dengan berbagai cara mencari alasan untuk menjatuhkan dan mendakwa Daniel dalam hal pemerintahan. Tetapi mereka tidak mendapati suatu kesalahan dan alasan apa pun untuk menjatuhkannya, sebab Daniel setia dalam menjalankan segala tugas-tugasnya. Dan tidak pernah ada didapati sesuatu kelalaian atau sesuatu kesalahan padanya.
Berkatalah para pejabat dan Wakil Raja itu antara yang satu dengan yang lain: "Kita tidak akan mendapat suatu alasan dakwaan terhadap Daniel ini, kecuali dalam hal ibadahnya kepada Allahnya!".
Maka merekapun mengadakan permufakatan jahat terhadap Daniel. Mereka ingin menjebak Daniel menyangkut keyakinan dan kesetiaannya kepada Tuhannya. Ini adalah satu-satunya celah untuk menjerat Daniel, yaitu masalah "agama", masalah hubungan pribadi antara seseorang dengan Tuhannya.
Kemudian bergegas-gegaslah para pejabat tinggi dan wakil raja itu menghadap raja, mereka bermaksud mempengaruhi Raja, agar Raja membuat sebuah undang-undang baru tentang aturan keagamaan. Berkatalahmereka kepada raja:
"Ya raja Darius, kekallah hidup tuanku!
Semua pejabat tinggi kerajaan ini, semua penguasa dan wakil raja, para menteri dan bupati telah mufakat, supaya dikeluarkan kiranya suatu penetapan raja dan ditetapkan suatu larangan, agar barangsiapa yang dalam tiga puluh hari menyampaikan permohonan kepada salah satu dewa atau manusia kecuali kepada tuanku, ya raja, maka ia akan dilemparkan ke dalam gua singa.
Oleh sebab itu, ya raja, keluarkanlah larangan itu dan buatlah suatu surat perintah yang tidak dapat diubah, menurut undang-undang orang Media dan Persia, yang tidak dapat dicabut kembali."
Raja Darius melihat permufakatan itu baik adanya dan tidak mencurigai sedikitpun adanya permufakatan jahat disana. Dan Raja pun tidak meminta pendapat terkait ini kepada Daniel sebagai seorang yang penuh hikmat dan kebijaksanaan.Â
Tetapi demikianlah semuanya diizinkan Tuhan terjadi, supaya Tuhan menyatakan Kemaha-kuasaanNya lewat peristiwa ini. Bahwa Daniel seorang yang takut kepada Tuhan, benar-benar mendapatkan perlindungan dan penjagaan dari Tuhan.
Setelah Darius membuat surat perintah dengan larangan itu, dan setelah Daniel mendengar dan mengetahui isinya beserta sanksi yang harus diterima jika dilanggar, tidak ada sedikitpun ada gentar di dalam hati Daniel. Dia lebih memilih takut kepada Tuhan yang dapat membinasakan jiwa dan raga, daripada kepada singa dapat membinasakan raga tetapi tidak dengan jiwa.
Malahan Daniel pergi ke rumahnya, dan di dalama kamar atasnya yang terdapat tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; disitulah dia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya tiga kali sehari.
Tatkala Daniel sedang berdoa dan bermohon kepada Allahnya, maka pejabat tinggi dan para wakil raja itu bergegas-gegas masuk dan mendapati Daniel sedang berdoa kepada Allahnya disana dan bukan kepada raja.
Lalu mereka menghadap raja dan mengadukan hal itu kepada raja.
Mereka bertanya kepada raja: "Bukankah tuanku mengeluarkan suatu larangan, supaya setiap orang yang dalam tiga puluh hari menyampaikan permohonan kepada salah satu dewa atau manusia kecuali kepada tuanku, ya raja, akan dilemparkan ke dalam gua singa?"Â
Jawab raja: "Perkara ini telah pasti menurut undang-undang orang Media dan Persia, yang tidak dapat dicabut kembali." Kata Raja meyakinkan mereka tanpa mengetahui siapa sebenarnya yang mereka maksudkan telah melanggar undang-undang itu.
Kemudian mereka memberitahukan kepada raja: "Daniel, salah seorang buangan dari Yehuda, tidak mengindahkan tuanku, ya raja, dan tidak mengindahkan larangan yang tuanku keluarkan, tetapi tiga kali sehari ia mengucapkan doanya."
Mendengar hal itu, maka sangat sedihlah hati raja, dan raja berusaha mencari jalan untuk melepaskan Daniel, bahkan sampai matahari masuk, ia masih berusaha untuk menolongnya. Tetapi raja sepertinya tidak bisa berbuat apa-apa untuk menolong Daniel
Lalu dengan semangat mereka bergegas-gegas menghadap raja serta berkata kepadanya: "Ketahuilah, ya raja, bahwa menurut undang-undang orang Media dan Persia tidak ada larangan atau penetapan yang dikeluarkan raja yang dapat diubah!"
Artinya mereka mau menegaskan bahwa dengan alasan apapun, seorang Raja di Media dan Persia tidak boleh dan belum pernah membatalkan undang-undang yang sudah ditetapkannya dengan alasan apapun, dan jika hal itu sampai terjadi maka bisa-bisa Raja mendapatkan mosi tidak percaya daripada pejabat tinggi, wakil raja dan dari rakyat.
Mereka memaksa raja agar menegakkan undang-undang yang sudah ditetapkannya dan kali ini yang menjadi korbannya adalah sahabat raja yang merupakan musuh musuh besar para pejabat tinggi dan wakil raja. Mereka yakin, kali ini pasti tamatlah riwayat Daniel dan mereka akan dapat berbuat sesuka hatinya tanpa ada yang menentangnya.
Sesudah itu dengan berat hati raja memberi perintah kepada prajuritnya untuk mengeksekusi Daniel sesuai dengan hukuman yang telah ditetapkan berdasarkan undang-undang. Lalu diambillah Daniel dan dilemparkan ke dalam gua singa.Â
Dengan sedih hati tetapi dengan penuh keyakinan, berbicaralah raja kepada Daniel: "Allahmu yang kausembah dengan tekun, Dialah kiranya yang melepaskan engkau!" Raja yakin dengan kemaha-kuasaan Allahnya Daniel.
Setelah Daniel dilemparkan ke dalam gua singa itu, dibawalah sebuah batu dan diletakkan pada mulut gua itu, lalu raja mencap itu dengan cincin meterainya dan dengan cincin meterai para pembesarnya, supaya dalam hal Daniel tidak dibuat perubahan apa-apa. Dan tidak seorang pun yang boleh menggeser batu tersebut.
Setelah itu, pergilah raja ke istananya dan berpuasalah ia semalam-malaman itu; ia tidak menyuruh datang penghibur-penghibur, dan ia tidak dapat tidur. Dia sangat menyesal atas keteledorannya menyetujui undang-undang yang diajukan para pejabat tinggi dan wakil raja.
Sekalipun raja yakin bahwa Allahnya Daniel akan menjagai Daniel dari sergapan para singa, di sisi lain dia juga takut akan kehilangan orang terbaiknya.
Pagi-pagi sekali ketika fajar menyingsing, bangunlah raja dan pergi dengan buru-buru ke gua singa;Â dan ketika ia sampai dekat gua itu, dengan berdebar-debar berserulah dia kepada Daniel dengan suara yang sayu. Berkatalah ia kepada Daniel: "Daniel, hamba Allah yang hidup, Allahmu yang kausembah dengan tekun, telah sanggupkah Ia melepaskan engkau dari singa-singa itu?"
Tentu dengan harap-harap cemas raja berharap akan mendapatkan jawaban dari dalam gua singa. Tetapi mungkinkah para singa-singa itu tidak mencabik-cabik daging Daniel dan menguyah tulang-tulangnya hingga remuk?
Lalu jawab Daniel kepada raja: "Ya raja, kekallah hidupmu!
Allahku telah mengutus malaikat-Nya untuk mengatupkan mulut singa-singa itu, sehingga mereka tidak mengapa-apakan aku, karena ternyata aku tak bersalah di hadapan-Nya; tetapi juga terhadap tuanku, ya raja, aku tidak melakukan kejahatan."
Lalu sangat sukacitalah raja mendengar suara Daniel dari dalam gua, dan ia memberi perintah, supaya Daniel ditarik dari dalam gua itu. Ketika Daniel keluar, tidak terdapat luka apa-apa padanya, karena ia percaya kepada Allahnya. Dan Allahnya Daniel pun melindunginya dari terkaman singa-singa buas.
Raja merasa jengkel dengan orang-orang yang telah menjebak Daniel, lalu raja memberi perintah, untuk mengambil orang-orang yang telah menuduh Daniel dan mereka dilemparkan ke dalam gua singa, baik mereka maupun anak-anak dan isteri-isteri mereka. Belum lagi mereka sampai ke dasar gua itu, singa-singa itu telah menerkam mereka, bahkan meremukkan tulang-tulang mereka.
Atas peristiwa yang luar biasa itu, kemudian raja Darius mengirim surat kepada orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa, yang mendiami seluruh bumi, bunyinya:Â
"Bertambah-tambahlah kiranya kesejahteraanmu!
Bersama ini kuberikan perintah, bahwa di seluruh kerajaan yang kukuasai orang harus takut dan gentar kepada Allahnya Daniel, sebab Dialah Allah yang hidup, yang kekal untuk selama-lamanya; pemerintahan-Nya tidak akan binasa dan kekuasaan-Nya tidak akan berakhir.
Dia melepaskan dan menolong, dan mengadakan tanda dan mujizat di langit dan di bumi, Dia yang telah melepaskan Daniel dari cengkaman singa-singa."
Dan Daniel ini mempunyai kedudukan tinggi pada zaman pemerintahan Darius dan pada zaman pemerintahan Koresh, orang Persia itu.
(RS)
Sumber: Kitab Daniel, Alkitab Perjanjian Lama Terjemahan Baru
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H