Teringat aku akan Raja Daud dalam keindahan bait-bait Mazmurnya. Ketika Raja berada dalam kesukaran besar seperti yang sedang kualami saat ini, aku dan Raja hanya bisa berlari kepada TUHAN.
Seperti Raja berkata kepada Gad dalam Kitab 2 Samuel 24:14 (TB) : "Sangat susah hatiku, biarlah kiranya kita jatuh ke dalam tangan TUHAN, sebab besar kasih sayang-Nya; tetapi janganlah aku jatuh ke dalam tangan manusia."
Raja hanya bisa berserah, berseru dan berharap kepada TUHAN semesta alam pencipta langit dan bumi beserta isinya.
Dalam keresahannya yang sangat mendalam Raja pun menuliskan untaian bait-bait puisi untuk pemimpin biduan. Sebuah nyanyian pengajaran yang dilantunkan bani Korah di Bait Suci TUHAN semesta alam:
Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.
Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah?
Air mataku menjadi makananku siang dan malam, karena sepanjang hari orang berkata kepadaku: "Di mana Allahmu?"
Inilah yang hendak kuingat, sementara jiwaku gundah gulana; bagaimana aku berjalan maju dalam kepadatan manusia, mendahului mereka melangkah ke rumah Allah dengan suara sorak-sorai dan nyanyian syukur, dalam keramaian orang-orang yang mengadakan perayaan.
Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!
Seperti Raja berseru kepada Tuhan, demikianlah jiwaku berseru, berharap dan menantikan pertolongan hanya dari TUHAN semata. Siapakah di kolong langit ini yang kekuatannya melebihi TUHAN?Â
Ya TUHAN Semesta alam khalik langit dan bumi
Janganlah menghukum aku dalam murka-Mu,
dan janganlah menghajar aku dalam kepanasan amarah-Mu.
Kasihanilah aku, TUHAN, sebab aku merana;
sembuhkanlah aku, TUHAN, sebab tulang-tulangku gemetar,
dan jiwaku pun sangat terkejut; tetapi Engkau, TUHAN, berapa lama lagi
Kembalilah pula, TUHAN, luputkanlah jiwaku, selamatkanlah aku oleh karena kasih setia-Mu.
Sebab di dalam maut tidaklah orang ingat kepada-Mu; siapakah yang akan bersyukur kepada-Mu di dalam dunia orang mati?
Lesu aku karena mengeluh; setiap malam aku menggenangi tempat tidurku, dengan air mataku aku membanjiri ranjangku.
Mataku mengidap karena sakit hati, rabun karena semua lawanku.
Dalam keputusanasaan aku bertanya kepada TUHAN. Sampai kapan Engkau membiarkan aku dalam kesesakan seperti ini? Kapankah aku bersukacitlah dan menikmati hari baik?
Berapa lama lagi, TUHAN, Kaulupakan aku terus-menerus? Berapa lama lagi Kausembunyikan wajah-Mu terhadap aku?
Berapa lama lagi aku harus menaruh kekuatiran dalam diriku, dan bersedih hati sepanjang hari? Berapa lama lagi musuhku meninggikan diri atasku?
Pandanglah kiranya, jawablah aku, ya TUHAN, Allahku! Buatlah mataku bercahaya, supaya jangan aku tertidur dan mati,
Menjauhlah dari padaku, kamu sekalian yang melakukan kejahatan, sebab TUHAN telah mendengar tangisku;
TUHAN telah mendengar permohonanku, TUHAN menerima doaku.
Semua musuhku mendapat malu dan sangat terkejut; mereka mundur dan mendapat malu dalam sekejap mata.
TUHAN...! Hanya kepadaMu saja aku percaya, dan hanya kepadaMu saja aku berharap. Hanya darpadaMu saja sumber pertolonganku, tiada yang lain.
(RS)
Sumber:
Kitab Mazmur dalam Alkitab Perjanjian Lama Bahasa Indonesia Terjemahan Baru (TB)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H