"Wartawan punya hak untuk bertanya apa saja," balas Aiman.
Edy Rahmayadi tetap pada sikap arogansinya:
"Bukan hak anda juga bertanya kepada saya," kata Edy.
Kemudian Edy Rahmayadi menutup sesi wawancara dengan memilih mencukupkan wawancara sebelum berakhir:
"Suporter dibina oleh klub. Klubnya masing-masing yang kita hanya melakukan himbauan-himbaaun. Bahkan apabila suproter melakukan hal-hal yang berlebihan PSSI sudah melakukan memberikan hukuman kepada kesebelasan tersebut. Itu sudah cukup danitu dilakukan oleh seluruh negara. Saya tak perlu cerita panjang kepada operator kompas. Sepertinya terlalu berlebihan bertanya,"ucapnya.
Dan menurut saya sebagai pengamat, dalam wawancara yang sebenarnya ditujukan untuk mencari solusi masalah tewasnya suporter sepakbola agar tidak terulang kembali, Edy Rahmayadi kalah telak dengan skor 0-2 ditambah lagi meninggalkan arena sebelum pertandingan usai.
Hal ini sama sekali tidak perlu terjadi seandainya Edy Rahmayadi menanggapi semua pertanyaan Aiman KompasTV dengan bijaksana dan kepala dingin, tidak terpancing emosi dan tidak arogan.
Saya yakin, Aiman sama sekali tidak bermaksud mempermalukan Edy Rahmayadi di depan jutaan pemirsa KompasTV tetapi hanya ingin mendapatkan informasi yang jelas terkait kasus ini, langsung dari Edy Rahmayadi sebagai Ketua Umum PSSI.
Karena tewasnya Haringga Sirla adalah duka masyarakat Indonesia, duka kita bersama, duka Aiman, duka Edy Rahmayadi dan duka persepakbolaan Indonesia.
Dan semoga hal seperti ini tidak pernah terulang kembali.
Salam olahraga...!