Berbeda halnya dengan smartphone. Ketika kita berada di rumah atau di luar rumah atau dimana sajapun, smartphone itu terus menempel erat di tubuh kita, apakah di dalam kantong baju/celana atau dalam tas khusus.
Sering kita bermaksud hanya sekedar melirik Facebook, Twitter atau WhatsApp sebentar saja, tetapi secara tak sadar waktu kita sudah tersita hingga berjam-jam bergeser dari satu fitur ke fitur lainnya.
Tidak hanya orang dewasa, anak-anak pun juga telah menjadi "budak" smartphone. Orang tua yang kurang cerdas dengan bangganya memberikan smartphone kepada anaknya begitu saja tanpa adanya pengawasan dan pembatasan. Dan jadilah anak-anak pengguna smartphone tanpa kendali.
Kita tidak mengatakan smartphone itu sepenuhnya buruk. Sangat banyak hal-hal bermanfaat yang kita dapatkan dari smartphone. Tetapi kita juga tidak boleh menutup mata terhadap akibat-akibat negatif yang ditimbulkan smartphone seperti:
- Tersitanya waktu kita akibat kurangnya pengendalian diri atau pembatasan diri yang berakibat kepada pengabaian terhadap pekerjaan-pekerjaan yang penting,
- Terganggunya interaksi atau kepedulian sosial terhadap masyarakat di sekitar kita karena terlalu asyik bermain smartphone, "yang jauh terasa dekat dan yang dekat menjadi jauh".
- Kecenderungan mengasingkan diri (menyendiri) karena terlalu asyik dengan smartphone dan mengabaikan sekelilingnya.
- Kecenderungan menjadi pemalas dan tidak kreatif,
- Dsb,
Pertanyaannya adalah: berapa jam waktu Anda yang dirampas oleh smartphone setiap harinya? Dan apakah Anda menganggap hal tersebut masih dalam batas yang wajar atau sudah diluar kewajaran?
Andalah yang harus menjawabnya dengan jujur tanpa tipu-tipu dan Anda sendirilah yang harus membuat komitmen untuk mengatasinya.
(RS)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H