Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Berapa Jam Waktu Anda "Dirampas" Gawai Setiap Harinya?

25 September 2018   21:46 Diperbarui: 26 September 2018   11:47 835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber photo : Tandaseru.id)

Smartphone itu ibarat bakteri (parasit) yang menempel erat pada tubuh Anda. 
Jika bakteri itu tergolong jahat dan tidak bisa Anda jinakkan maka secara perlahan bakteri itu akan menggerogoti seluruh tubuh Anda hingga lumpuh tak berdaya. 
Tetapi jika bakteri itu baik seperti: Lactobaccilus acidophilus, Bacillusc agulans, Lactobacillus reuteri, dsb, maka bakteri seperti ini akan memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh Anda. 
Baik atau tidaknya bakteri itu, Anda sendirilah yang menentukan dan mengendalikannya karena sejatinya Anda lebih smart dari bakteri itu.

Apakah yang yang terakhir Anda pegang sebelum tidur dan apa yang pertama Anda cari setelah bangun tidur? 

Jika jawabannya adalah smartphone, berapa jam waktu yang Anda habiskan untuk memainkannya setiap hari dari bangun hingga tidur lagi?  

Dan apakah Anda merasa waktu yang Anda gunakan tersebut masih dalam batas wajar? Atau apakah Anda sudah merasa ada gejala ketergantungan atau malah sudah masuk ke dalam tahap kecanduan?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut Anda harus jujur dan tidak boleh tipu-tipu. Karena jika Anda tipu-tipu, berarti Anda sendirilah yang membiarkan bakteri jahat itu tumbuh dan berkembang biak menggerogoti tubuh Anda.

Di tahun 90-an jika ada salah satu peralatan teknologi yang paling banyak menyita waktu dan perhatian masyarakat, baik anak-anak maupun dewasa adalah televisi. Tidak sedikit anak-anak, remaja dan dewasa yang kecanduan menonton televisi ketika itu.

Berbagai macam penelitian dan seminar telah dilakukan ketika itu, bagaimana tips dan cara agar anak-anak tidak betah berlama-lama di depan televisi setiap harinya. Hal tersebut dianggap sangat berbahaya bagi perkembangan mental khususnya anak-anak yang cenderung menjadi pemalas dan tidak kreatif.

Tetapi kemudian ketergantungan dan kecanduan masyarakat terhadap televisi tergeser dengan sendirinya setelah kemunculan smartphone.

Layanan fitur smartphone yang benar-benar smart dan komplit seperti layanan musik mp3, mp4, video, game terutama layanan media sosial dan media berita online melalui internet telah berhasil menyihir perhatian masyarakat, jauh mengalahkan acara-acara televisi.

Dan ternyata kecenderungan manusia untuk bergantung terhadap smartphone jauh lebih berbahaya daripada televisi. Hal tersebut dapat dijelaskan dengan sangat gamblang.

Peluang kita untuk menonton televisi adalah disaat kita sedang berada di rumah dan ketika listrik hidup. Tetapi ketika kita sedang di luar rumah, seperti jalan-jalan, di kebun, di lapangan olahraga, di taman bermain, dsb, otomatis kita tidak sudah lepas dari pengaruh televisi.

Berbeda halnya dengan smartphone. Ketika kita berada di rumah atau di luar rumah atau dimana sajapun, smartphone itu terus menempel erat di tubuh kita, apakah di dalam kantong baju/celana atau dalam tas khusus.

(Sumber photo : utusan.com.my)
(Sumber photo : utusan.com.my)
Di saat kita sedang berada di dalam kendaraan (mobil/bis/kereta api) dalam perjalanan, disaat kita bekerja dan melakukan aktifitas apapun, smartphone itu dengan setia selalu menempel di tubuh kita.

Sering kita bermaksud hanya sekedar melirik Facebook, Twitter atau WhatsApp sebentar saja, tetapi secara tak sadar waktu kita sudah tersita hingga berjam-jam bergeser dari satu fitur ke fitur lainnya.

Tidak hanya orang dewasa, anak-anak pun juga telah menjadi "budak" smartphone. Orang tua yang kurang cerdas dengan bangganya memberikan smartphone kepada anaknya begitu saja tanpa adanya pengawasan dan pembatasan. Dan jadilah anak-anak pengguna smartphone tanpa kendali.

Kita tidak mengatakan smartphone itu sepenuhnya buruk. Sangat banyak hal-hal bermanfaat yang kita dapatkan dari smartphone. Tetapi kita juga tidak boleh menutup mata terhadap akibat-akibat negatif yang ditimbulkan smartphone seperti:

  1. Tersitanya waktu kita akibat kurangnya pengendalian diri atau pembatasan diri yang berakibat kepada pengabaian terhadap pekerjaan-pekerjaan yang penting,
  2. Terganggunya interaksi atau kepedulian sosial terhadap masyarakat di sekitar kita karena terlalu asyik bermain smartphone, "yang jauh terasa dekat dan yang dekat menjadi jauh".
  3. Kecenderungan mengasingkan diri (menyendiri) karena terlalu asyik dengan smartphone dan mengabaikan sekelilingnya.
  4. Kecenderungan menjadi pemalas dan tidak kreatif,
  5. Dsb,

Pertanyaannya adalah: berapa jam waktu Anda yang dirampas oleh smartphone setiap harinya? Dan apakah Anda menganggap hal tersebut masih dalam batas yang wajar atau sudah diluar kewajaran?

Andalah yang harus menjawabnya dengan jujur tanpa tipu-tipu dan Anda sendirilah yang harus membuat komitmen untuk mengatasinya.

(RS)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun