Smartphone itu ibarat bakteri (parasit) yang menempel erat pada tubuh Anda.Â
Jika bakteri itu tergolong jahat dan tidak bisa Anda jinakkan maka secara perlahan bakteri itu akan menggerogoti seluruh tubuh Anda hingga lumpuh tak berdaya.Â
Tetapi jika bakteri itu baik seperti: Lactobaccilus acidophilus, Bacillusc agulans, Lactobacillus reuteri, dsb, maka bakteri seperti ini akan memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh Anda.Â
Baik atau tidaknya bakteri itu, Anda sendirilah yang menentukan dan mengendalikannya karena sejatinya Anda lebih smart dari bakteri itu.
Apakah yang yang terakhir Anda pegang sebelum tidur dan apa yang pertama Anda cari setelah bangun tidur?Â
Jika jawabannya adalah smartphone, berapa jam waktu yang Anda habiskan untuk memainkannya setiap hari dari bangun hingga tidur lagi? Â
Dan apakah Anda merasa waktu yang Anda gunakan tersebut masih dalam batas wajar? Atau apakah Anda sudah merasa ada gejala ketergantungan atau malah sudah masuk ke dalam tahap kecanduan?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut Anda harus jujur dan tidak boleh tipu-tipu. Karena jika Anda tipu-tipu, berarti Anda sendirilah yang membiarkan bakteri jahat itu tumbuh dan berkembang biak menggerogoti tubuh Anda.
Di tahun 90-an jika ada salah satu peralatan teknologi yang paling banyak menyita waktu dan perhatian masyarakat, baik anak-anak maupun dewasa adalah televisi. Tidak sedikit anak-anak, remaja dan dewasa yang kecanduan menonton televisi ketika itu.
Berbagai macam penelitian dan seminar telah dilakukan ketika itu, bagaimana tips dan cara agar anak-anak tidak betah berlama-lama di depan televisi setiap harinya. Hal tersebut dianggap sangat berbahaya bagi perkembangan mental khususnya anak-anak yang cenderung menjadi pemalas dan tidak kreatif.
Tetapi kemudian ketergantungan dan kecanduan masyarakat terhadap televisi tergeser dengan sendirinya setelah kemunculan smartphone.
Layanan fitur smartphone yang benar-benar smart dan komplit seperti layanan musik mp3, mp4, video, game terutama layanan media sosial dan media berita online melalui internet telah berhasil menyihir perhatian masyarakat, jauh mengalahkan acara-acara televisi.
Dan ternyata kecenderungan manusia untuk bergantung terhadap smartphone jauh lebih berbahaya daripada televisi. Hal tersebut dapat dijelaskan dengan sangat gamblang.
Peluang kita untuk menonton televisi adalah disaat kita sedang berada di rumah dan ketika listrik hidup. Tetapi ketika kita sedang di luar rumah, seperti jalan-jalan, di kebun, di lapangan olahraga, di taman bermain, dsb, otomatis kita tidak sudah lepas dari pengaruh televisi.