Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

[Renungan Rohani] Hari ini Menabur, Esok Belum Tentu Kita Menuai Baik

23 September 2018   09:53 Diperbarui: 24 September 2018   08:17 1628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika kita menabur benih padi, yang tumbuh pasti padi. Tidak mungkin jagung atau kacang, itu mustahil.

Tetapi kalau kita ingin menuai hasil yang baik, menabur saja tidaklah cukup. 

Tanahnya perlu digemburkan terlebih dahulu, kemudian benihnya ditabur, dijaga supaya jangan dimakan binatang pengganggu seperti burung dan tikus, dirawat, disiangi, dipupuk, dsb.

Kalau kita ingin mengharapkan 10 benih padi yang tumbuh, jangan hanya menbur 10 benih. Taburlah barang 15. Barangkali 1 dimakan burung, 1 dimakan tikus, 1 busuk, masih sisa 12. Dan jika 2 mati karena kekeringan, tinggallah 10.

Perlu ketekunan dan keuletan. Juga harus sabar merawatnya hingga musim menuai tiba. Tidak boleh lalai dan menyerah di tengah jalan. Semuanya bisa sia-sia dan tidak jadi menuai hasil.

Tuhan Yesus berfirman dalam Matius 13:3-8 (TB)  

Dan Ia mengucapkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. Kata-Nya: "Adalah seorang penabur keluar untuk menabur.

Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis.

Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis.

Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar.
Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati.

Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun