Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. [Galatia 6:7 (TB)]
Hukum tabur-tuai itu ada dalam segala aspek kehidupan. Hukum tabur-tuai itu sifatnya universal. Hukum tabur-tuai itu mutlak pasti terjadi.
Para peneliti (saintis) menyebutkan hukum tabur-tuai itu sebagai hukum alam. Rohaniawan menyebutkan hukum tabur-tuai itu adalah hukum Tuhan pencipta semesta alam.Â
Bunyi hukum tabur-tuai seperti nats kita di atas bunyinya sebagai berikut:
Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya
Kali ini saya akan membahas hukum tabur-tuai dari sisi yang berbeda. Kelihatan seakan-akan lari dari konteks tetapi sebenarnya tidak.Â
Saya ingin memperlihatkan sisi ketekunan dan keuletan jika kita ingin menuai hasil yang baik dari apa yang kita tabur.
Hukum tabur-tuai mutlak dalam artian: jika kita menabur benih padi, pasti yang tumbuh padi dan tidak mungkin jagung.
Demikian juga seandainya kita menabur benih jagung maka yang tumbuh pasti jagung, mustahil kacang.
Analoginya: jika kita menabur kejahatan pasti kita menuai kejahatan tetapi jika kita menuai kebaikan belum tentu kita menuai kebaikan, mengapa?Â
Apakah hal ini tidak melanggar hukum tabur-tuai? Kalau begitu apakah kita tidak perlu melakukan kebaikan?
Tunggu dulu, coba ikuti dulu penjelasan berikut ini:
Jika kita menabur benih padi, yang tumbuh pasti padi. Tidak mungkin jagung atau kacang, itu mustahil.
Tetapi kalau kita ingin menuai hasil yang baik, menabur saja tidaklah cukup.Â
Tanahnya perlu digemburkan terlebih dahulu, kemudian benihnya ditabur, dijaga supaya jangan dimakan binatang pengganggu seperti burung dan tikus, dirawat, disiangi, dipupuk, dsb.
Kalau kita ingin mengharapkan 10 benih padi yang tumbuh, jangan hanya menbur 10 benih. Taburlah barang 15. Barangkali 1 dimakan burung, 1 dimakan tikus, 1 busuk, masih sisa 12. Dan jika 2 mati karena kekeringan, tinggallah 10.
Perlu ketekunan dan keuletan. Juga harus sabar merawatnya hingga musim menuai tiba. Tidak boleh lalai dan menyerah di tengah jalan. Semuanya bisa sia-sia dan tidak jadi menuai hasil.
Tuhan Yesus berfirman dalam Matius 13:3-8 (TB) Â
Dan Ia mengucapkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. Kata-Nya: "Adalah seorang penabur keluar untuk menabur.
Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis.
Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis.
Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar.
Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati.
Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat.
Bacalah dengan saksama ayat di atas. Tidak semua benih yang ditabur tumbuh sesuai harapan. Ada yang dimakan burung, ada yang tumbuh di tanah berbatu, ada yang layu disengat panas matahari karena tidak berakar dan ada yang mati terhimpit semak duri karena tidak disiangi.
Juga ketika kita menabur benih yang baik, musuh kita si iblis akan berusaha menabur benih yang tidak baik. Itulah semak duri yang menghimpit dan mencuri nutrisi dari tanah yang seharusnya menjadi sumber makanan bagi benih yang kita tabur.
Dalam Matius 13:27-28 (TB) Tuhan Yesus membentangkan sebuah perumpamaan:
Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya dan berkata: Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan?
Dari manakah lalang itu?
Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya. Lalu berkatalah hamba-hamba itu kepadanya: Jadi maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu?
Untuk itu, kalau kita menabur benih yang baik dan ingin menuai hasil yang baik, marilah kita berlomba-lomba merawatnya dengan tekun, ulet, sabar dan pantang menyerah. Jika sudah waktunya menuai, kita pasti menuai hasil baik.
Selamat hari Minggu, Tuhan Yesus memberkati!
(RS)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI