Krisis ekonomi yang ditandai dengan lemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar, diikuti dengan kenaikan harga-harga, mengakibatkan krisis kepercayaan terhadap pemerintah.
Adapun  agendare formasi yang menjadi tuntutan para mahasiswa mencakup beberapa tuntutan, seperti:
- Adili Soeharto dan kroni-kroninya,
- Laksanakan amandemen UUD 1945,
- Hapuskan Dwi Fungsi ABRI,
- Pelaksanaan otonomi daerah yang seluas-luasnya,
- Tegakkan supremasi hukum,
- Ciptakan pemerintahan yang bersih dari KKN (Wikipedia bahasa Indonesia)
Aksi ini dianggap sangat monumental karena sukses menggulingkan Soeharto yang berkuasa selama lebih dari tiga dasawarsa. Dan juga dianggap berhasil menumbangkan rezim orde baru yang mengekang kebebasan berdemokrasi, digantikan dengan era reformasi yang kebebasannya "kebablasan" seperti sekarang ini.
Bagaimana dengan aksi demo mahasiswa baru-baru ini di Universitas Islam (UIR) Pekanbaru, aksi mahasiswa di Jambi, aksi mahasiswa di depan Kantor Kementerian Keuangan dan Mahkamah Agung, yang menuntut Jokowi mundur? Apakah aksi tersebut akan berhasil memaksa Jokowi mundur?
Jawabannya sangat sederhana dan ada dua pertanyaan yang merupakan jawaban, yaitu:Â
- Apakah aksi tersebut mendapat dukungan dari masyarakat luas dengan alasan pemerintah sudah benar-benar dianggap gagal?Â
- Dan apakah TNI/POLRI mendukung atau berada di belakang aksi tersebut?
Jika tidak, aksi tersebut tidak akan berhasil. Apalagi agendanya dianggap sungguh sangat tidak jelas? Masyarakat justru akan mengecam aksi mahasiswa seperti itu sebagai aksi yang ditunggangi kelompok tertentu. Dan dianggap hanya membuat kegaduhan semata.
(RS/dari berbagai sumber)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H