Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Neno, Ratna, Mardani, Dhani, Rocky Gerung, dan Eksistensialisme di #2019GantiPresiden

30 Agustus 2018   00:18 Diperbarui: 1 September 2018   10:45 1008
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Jurnal Indonesia.com)

Pada hakikatnya setiap manusia ingin diakui keber-Ada-annya (eksistensinya). Selanjutnya sebahagian manusia ingin dikenal dalam lingkup lokal, lalu sebahagian lagi berusaha dengan berbagai cara supaya dikenal (populer) dalam lingkup yang lebih luas dan jika sudah tercapai maka manusia tersebut akan berusaha mempertahankan keterkenalan (popularitasnya) yang telah diraihnya dengan berbagai cara pula.

Dua diantara beberapa profesi yang sangat menggantungkan eksistensinya dari popularitas adalah artis dan politisi. Jika seorang artis atau politisi kehilangan popularitasnya maka dalam waktu yang tidak lama, sudah dapat dipastikan akan tamatlah riwayat artis dan politisi tersebut.

Untuk itu seorang artis atau politisi akan selalu berusaha melakukan segala upaya untuk mendapatkan dan mempertahankan popularitas, entahkah dengan cara-cara yang elegan dan bermartabat dan bahkan ada juga yang menggunakan cara yang bertentangan dengan akal sehat dan melanggar nilai-nilai moral dan agama.

Beberapa macam gejala ketidaknormalan jiwa manusia dalam upaya mendapatkan dan mempertahankan keber-Ada-annya yang akhir-akhir ini sering muncul di media adalah:

Narcissistic Personality Disorder (NPD), adalah gangguan mental yang langka. Orang dengan gangguan kepribadian narsisistik menganggap dirinya jauh lebih penting dari orang lain, memiliki kebutuhan yang tinggi untuk dipuji atau dibanggakan namun memiliki empati yang rendah terhadap orang lain (helloosehat.com)

Star Syndrome yaitu sebuah gejala ketidaknormalan yang terjadi akibat dari seseorang yang merasa terkenal atau popular, hebat dan sebagainya sehingga akhirnya menjadi lupa diri. (muhammad abdillah, Jerat Star Syndrome dan Mempertahankan Kesuksesan, Kompasiana, 4/4/2013)

Post Power Syndrome (PPS) merupakan sebuah kondisi yang menggambarkan ketidakmampuan individu melepaskan apa yang pernah dia dapatkan dari kekuasaannya terdahulu. Setelah tidak lagi menjabat dan tidak punya kekuasaan lagi, dia tidak bisa melepaskan semuanya. (Liputan6.com, 8/2/2018).

Megalomania berasal dari bahasa Yunani, Megalo, yang artinya sangat besar, hebat, atau berlebih-lebihan. Secara gamblang, megalomania bisa kita artikan sebagai bentuk obsesi berlebihan terhadap dirinya sendiri karena merasa dirinya paling hebat, paling berkuasa, dan paling besar. (Kaskus.co.id, 6/8/2013).

Dalam aliran filsafat eksistensialisme yang pahamnya berpusat pada manusia individu, mempersoalkan keber-Ada-an manusia dan keber-Ada-an yang dihadirkan lewat kebebasan. Manusia individu dianggap bertanggung jawab atas kemauannya yang bebas secara mendalam seakan-akan tidak mengetahui mana yang benar dan mana yang tidak benar. 

Sebenarnya bukannya tidak mengetahui mana yang benar dan mana yang tidak benar, tetapi seorang eksistensialis sadar bahwa kebenaran bersifat relatif dan karenanya masing-masing individu bebas menentukan sesuatu yang menurutnya benar. (Wikipedia bahasa Indonesia)

Berkaitan dengan kampanye #2019GantiPresiden, apakah Neno Warisman, Ahmad Dhani, Ratna Sarumpaet, Mardani Ali Sera dan Rocky Gerung mengetahui ketidakbenaran dari aksi tersebut dari berbagai hal seperti kampanye terselubung dan mengganggu ketertiban masyarakat dan keresahan sosial?

Jelas mereka berlima mengetahui ketidakbenaran aksi tersebut. Tetapi bagi mereka kebenaran itu menjadi relatif atas nama kebebasan. Tidak benar menurut pemerintah menjadi benar menurut mereka. Benar menurut mereka tidak pula benar menurut pemerintah.

Mengapa hal yang demikian dapat terjadi? Adakah kebenaran itu relatif?

Ini semua dilatarbelakangi masalah kepentingan dan mempertahankan eksistensi. Neno Warisman yang tadinya merupakan seorang artis yang sudah terlupakan ingin diakui keber-Ada-annya kembali. Demikian juga dengan Ahmad Dhani yang telah kehilangan "mata pencaharian"nya di dunia ke-artis-an ingin mencari keber-Ada-annya di dunia politik secara total.

Bagaimana dengan Rocky Gerung? Apakah dia ingin menjadi artis atau politisi? Yang jelas Rocky Gerung adalah bagian dari manusia yang ingin terkenal. Dia ingin eksis dan sepertinya #2019GantiPresiden adalah sebuah panggung besar yang menjanjikan ketenaran. Sebuah kesempatan langka yang tidak boleh disia-siakan. 

Ratna Sarumpaet yang mengakui dirinya sebagai aktivis, juga tidak mau ketinggalan menggunakan "panggung megah" #2019GantiPresiden. Terlepas dari semua kontroversi, Ratna Sarumpaet menjadi idola bagi sebagian orang walaupun mungkin lebih banyak yang tidak menyukainya.

Sama halnya dengan politisi Mardani Ali Sera sebagai inisiator dan pendiri #2019GantiPresiden. Sebagai politisi, sejauh ini dia dianggap cukup berhasil dengan "kreatifitas"nya tersebut. 

Jika #2019GantiPresiden benar-benar menjadi kenyataan, seharusnya Mardani Ali Sera akan menjadi salah satu orang terpenting dalam pemerintahan yang berkuasa nantinya.

(RS/dari berbagai sumber)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun