Seharusnya Chavez tidak boleh terlalu memanjakan rakyat dengan subsidi yang kelihatan menyenangkan padahal mematikan dan merupakan pembodohan.
Tanpa disadari, subsidi yang diberikan Chavez telah berubah menjadi obat penenang yang berisi racun pembunuh secara pelan-pelan tapi pasti. Chavez yang dianggap pahlawan itu pun sejatinya hanyalah monster pembunuh yang sangat menakutkan.
Seharusnya, Chavez menggunakan keuntungan negara dari penjualan minyak sebagai cadangan devisa dan sebagian lagi digunakan untuk hal-hal produktif untuk rakyat miskin, seperti pembukaan lahan pertanian atau membuka industri yang dapat memberdayakan masyarakat. Intinya, agar negara tidak bergantung hanya pada hasil penjualan minyak dan kebutuhan negara juga tidak bergantung pada barang imporÂ
Bagaimana dengan Indonesia? Masyarakat Indonesia pada umumnya terkenal memiliki mental ingin disubsidi dalam segala hal mulai dari bahan bakar minyak, listrik, dan semuanya bila perlu.
Bahkan orang kaya pun sangat ingin bahan bakar mobilnya diisi dari hasil subsidi. Bila perlu lagi, ditambah Bantuan Langsung Tunai (BLT).
Untungnya tidak dilakukan, kalau tidak semuanya akan berebut untuk mendapatkannya, mulai dari orang-orang yang benar-benar miskin hingga yang hanya mengaku-ngaku miskin atau orang yang pura-pura miskin. Tujuannya, hanya untuk mendapatkan uang 300 ribu rupiah untuk 3 bulan. Luar biasa bukan?
Pemerintah harus bijaksana dan tidak boleh seperti Chavez. Pemerintah harus mencabut subsidi secara perlahan untuk segala bidang dan dana subsidi tersebut harus digunakan untuk hal-hal yang produktif. Misalkan, membuka lapangan kerja, membuka lahan pertanian, memodali dan memberikan penyuluhan kepada petani untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Intinya negara kita tidak boleh memiliki mental subsidi dan bergantung pada barang impor. Apa-apa diimpor mulai dari jagung, kedelai hingga sapi.
Hal tersebut tidak boleh terjadi. Kita mempunyai lahan yang sangat luas dan penduduk dalam jumlah yang besar dan masih banyak diantara mereka yang menganggur.
Waktunya pemerintah bangkit, membaca peluang usaha dan mewujudkannya menjadi lapangan pekerjaan, di setiap daerah di Indonesia untuk menggerakkan dan memberdayakan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Dan bila perlu sisanya untuk diekspor ke negara lain.
(RS/dari berbagai sumber)