Negara kita Indonesia perlu belajar dari kegagalan Venezuela. Bukan bagaimana supaya negara kita bangkrut seperti mereka lalu bubar seperti yang dikatakan oleh salah seorang penulis novel fiksi, tetapi bagaimana supaya negara kita selamat dan tidak mengalami nasib yang sama seperti mereka.
Menurut referensi yang saya baca dari berbagai media online, secara garis besar dan jika diterjemahkan dengan bahasa yang lebih sederhana, kebangkrutan Venezuela diakibatkan oleh 2 hal, yaitu:
Hal pertama, negara Venezuela terlalu bergantung pada hasil penjualan minyak bumi. Cadangan minyak mereka yang sangat besar membuat mereka lalai dan tidak memikirkan pendapatan negara dari sektor lain.
Kemudian, akibatnya, adalah pendapatan mereka murni hanya dari penjualan minyak saja.
Ketika harga minyak bumi sedang tinggi penghasilan mereka juga sangat tinggi. Tetapi sebaliknya ketika harga minyak bumi jatuh, penghasilan mereka pun ikut jatuh hingga titik terendah.
Lalu satu hal lagi yang tidak pernah mereka pikirkan secara mendalam, adalah bagaimana jika suatu saat harga minyak dunia benar-benar jatuh ke titik terendah dalam waktu yang cukup lama seperti sekarang ini?
Hal kedua, yang mengakibatkan Venezuela bangkrut adalah karena kebaikan pemerintahnya dalam mengucurkan subsidi kepada masyarakat yang sifatnya konsumtif, bukan produktif.
Semuanya dimulai sejak Hugo Chavez berkuasa dari tahun 1999 hingga meninggal pada tahun 2013.
Hugo Chavez membuat kebijakan penyetaraan ekonomi rakyat, di mana sebagian besar keuntungan negara dari penjualan minyak dialokasikan untuk program sosial gratis bagi rakyat, termasuk subsidi dan usaha-usaha mengentaskan kemiskinan.
Dan atas kebijakan tersebut Chavez pun dijuluki sebagai pahlawan bagi orang miskin padahal sebaliknya dia adalah pembunuh berdarah dingin.
Mengapa demikian?