Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Engkau Sumringah, Aku Miskin?

29 Juli 2018   17:39 Diperbarui: 15 September 2018   18:43 558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tahun politik ini tiba-tiba saja engkau memperhatikanku

Tiba-tiba saja engkau peduli dengan segala keberadaanku

Tiba-tiba saja engkau "sok akrab sok dekat" denganku

Ada apa denganmu?

Apa?

Engkau memanggil aku saudara?

Coba ulangi sekali lagi, apakah aku tidak salah dengar?

Kita bersaudara? Sejak kapan?

Aku tahu engkau akan menjawab.

Sejak dahulu kala,

Sejak merdeka hingga sekarang.

Tetapi mengapa engkau baru sekarang mengakuinya?

Hahahaha...

Betapa baiknya engkau, betapa naifnya aku?

Betapa pintarnya engkau, betapa bodohnya aku?

Hahahaha...

Tiba-tiba saja engkau menawarkan aku sembako,

Tiba-tiba saja engkau memberikan aku uang

Tetapi apa?

Aku harus mengakui bahwa aku miskin?

Mengakui bahwa aku susah, sengsara dan melarat?

Hahahaha...

Untuk apa?

Betapa senangnya engkau aku miskin

Betapa bahagianya engkau aku menderita

Betapa semangatnya engkau meneriakkan: "kemiskinan dimana-mana, penguasa gagal"

Apa-apaan ini?

Engkau memperalat kemiskinan?

Engkau mempermainkan penderitaan?

Engkau menjual rakyat untuk kepentinganmu?

Hahahaha...

Betapa liciknya engkau,

Betapa jahatnya engkau,

Hahahaha...

Dari atas istanamu

Dari atas tumpukan emasmu

Dari atas ferarimu

Dari atas kudamu

Engkau menipu aku?

Hahahaha...

Sudahlah, aku mengakuimu saudara

Tetapi bukan hanya hari ini ketika engkau membutuhkan suaraku

Selamanya kita bersaudara,

Di atas bumi ibu pertiwi

Di bawah naungan Sang Merah-putih

Tetapi jangan jual aku untuk kepentinganmu

Jangan peralat kemiskinan rakyat

Jangan senang jika rakyat sengsara

Jangan bahagia jika rakyat melarat

Apa?

Engkau sumringah jika aku sengsara.

Dan berharap aku terus menderita?

Sudahlah,

Berhentilah...!

(RS)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun