Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Apa Sebenarnya Makna Dibalik Lagu "... Tarida do Kolorna"?

30 Mei 2018   03:03 Diperbarui: 4 Januari 2019   19:56 1561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anu, mengapa engkau asyik main yeye? Mengapa engkau tidak pakai celana?

Lihatlah betapa banyak orang yang menyaksikanmu dikampung ini!

Si Anu, nampak kolornya waktu main yeye dilihat bapaknya...

Awalnya saya sangat sulit memaknai lagu ini. Tetapi setelah menyaksikan video klipnya saya kemudian sedikit mengerti alur atau plot, latar belakang dan usia tokoh yang dimaksudkan dalam lirik lagu ini. Tetapi tetap saja saya kurang mengerti apa pesan moral yang ingin disampaikan penulis. Yang jelas lirik lagu ini bukan satire tetapi merupakan sarkasme.

Dalam video klip diperlihatkan, si Anu yang dimaksud adalah seorang anak perempuan yang berumur kira-kira sepuluh tahunan atau kira-kira kelas 3 SD, yang gemar main yeye tanpa menggunakan celana pendek tetapi hanya menggunakan rok, sehingga setiap kali dia melompat kolornya selalu kelihatan.

Hal tersebut dilihat ayahnya dan disaksikan satu kampung tetapi ayahnya mungkin tidak atau enggan menegurnya agar berhenti main yeye atau menyuruhnya memakai celana pendek terlebih dahulu sebelum kemudian meneruskan permainannya, agar kolornya tidak kelihatan.

Dalam budaya Batak, mengomongkan kolor apalagi antara seorang ayah dengan anak perempuannya yang sudah beranjak remaja ada sebuah hal yang tabu dan tidak lazim. Antara malu mengatakan atau membiarkannya begitu saja, semuanya seolah-olah menjadi sebuah dilema.

Mungkin Tongam Sirait sebagai penulis sekaligus penyanyi lagu ingin menyuarakan dengan sarkas agar seorang ayah harus tegas menegur anak gadisnya sejak kecil. Untuk mengajarkan sesuatu yang patut atau tidak patut di depan umum sekalipun itu kelihatan tabu. Agar ketidakpatutan itu tidak berlanjut dan di saksikan oleh lebih banyak orang sekampung maka seorang ayah atau orang tua harus tegas menasihati anaknya dengan mengabaikan rasa tabu.

Horas....

(RS)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun