Aku terhibur ketika meraih peringkat ke-2 NEM tertinggi se Tapanuli Utara ketika tamat SMP. Kembali aku menjadi "kandidat kuat" siswa SMA Soposurung Balige, sebuah Yayasan yang dipimpin dan didirikan "Jenderal" T.B. Silalahi. Ketika hasil tes seleksi diumumkan, namaku tidak tertera diantara 40 orang yang dinyatakan lulus. Hal tersebut sempat membuat aku hampir "gila"
Cita-citaku menjadi seorang "Jenderal" akhirnya gagal dan sirnah. Hal tersebut tidak mungkin lagi aku raih karena kesempatan sudah hilang, menguap seperti air laut menjadi awan yang kemudian diterbangkan angin entah kemana.
Aku dan Istriku Awaig Aivilo Olivia beserta 4 orang anak kami tinggal dengan bahagia disana. Ke-4 anakku cerdas luar biasa, Tetapi aku tidak pernah menginginkan salah satu diantara mereka menjadi "Jenderal".Â
Hanya satu keinginanku, mereka menguasai bahasa inggris dan Teknologi Informasi. Dan aku rindu suatu saat mereka meraih title dari universitas ternama di Amerika Serikat, Jerman atau Jepang.
Selain aktif sebagai pengajar dan menulis, sekarang aku juga aktif dalam pelayanan gereja, dan sangat terbuka untuk berdiskusi tentang kemajuan. Saya masih ada dan dari pulau ini saya akan mengubah dunia tanpa sebuah embel-embel "Jenderal".
Anak:
- Yizreel Schwartz S
- Esthefany Christin S
- Yehezkiel Patio S
- Yosafat Patio S
(RS)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H