Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aku dan Kampungku, Sebuah Keniscayaan

26 Mei 2018   17:03 Diperbarui: 26 Mei 2018   20:45 1511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sawah menghijau (Dokumentasi Pribadi)

Aku terhibur ketika meraih peringkat ke-2 NEM tertinggi se Tapanuli Utara ketika tamat SMP. Kembali aku menjadi "kandidat kuat" siswa SMA Soposurung Balige, sebuah Yayasan yang dipimpin dan didirikan "Jenderal" T.B. Silalahi. Ketika hasil tes seleksi diumumkan, namaku tidak tertera diantara 40 orang yang dinyatakan lulus. Hal tersebut sempat membuat aku hampir "gila"

Cita-citaku menjadi seorang "Jenderal" akhirnya gagal dan sirnah. Hal tersebut tidak mungkin lagi aku raih karena kesempatan sudah hilang, menguap seperti air laut menjadi awan yang kemudian diterbangkan angin entah kemana.

Pohon kemenyan (Dokumentasi Pribadi)
Pohon kemenyan (Dokumentasi Pribadi)
Gagal menjadi jenderal, akhirnya sekarang aku menjadi seorang Guru SMP, mengajar Matematika. Sekitar 10 tahun lalu kami ditugaskan dan tinggal bersama keluarga disebuah pulau kecil yang luasnya tidak lebih dari 2km persegi, namanya Ualup Ngayanes, provinsi Kepulauan Riau. Lalu kemudian dipindahkan lagi ke Aratu Aggnil.

Aku dan Istriku Awaig Aivilo Olivia beserta 4 orang anak kami tinggal dengan bahagia disana. Ke-4 anakku cerdas luar biasa, Tetapi aku tidak pernah menginginkan salah satu diantara mereka menjadi "Jenderal". 

Hanya satu keinginanku, mereka menguasai bahasa inggris dan Teknologi Informasi. Dan aku rindu suatu saat mereka meraih title dari universitas ternama di Amerika Serikat, Jerman atau Jepang.

Selain aktif sebagai pengajar dan menulis, sekarang aku juga aktif dalam pelayanan gereja, dan sangat terbuka untuk berdiskusi tentang kemajuan. Saya masih ada dan dari pulau ini saya akan mengubah dunia tanpa sebuah embel-embel "Jenderal".

Upaya pembangunan jalan di masa pemerintahan Jokowi (Dokumentasi Pribadi)
Upaya pembangunan jalan di masa pemerintahan Jokowi (Dokumentasi Pribadi)
Dan suatu saat nanti, aku bersama keluarga, istriku dan anak-anakku. Setelah mereka berhasil kelak, kami akan bersama-sama membangun kampungku. Menuntaskan cita-cita yang tertunda hampir setengah abad.

Anak:

  1. Yizreel Schwartz S
  2. Esthefany Christin S
  3. Yehezkiel Patio S
  4. Yosafat Patio S

(RS)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun