"Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?"
YUDAS ISKARIOT...
Sore ini saya akan berbagi sesuatu hal yang sangat penting dengan Anda. Suatu kisah yang terjadi kira-kira 2000 tahun lalu tetapi sampai hari ini masih sering diulang-ulang sebagai sebuah kamuflase.
Sesuatu yang tidak seharusnya dikatakan tetapi akibat dari "sesuatu" hal, mungkin karena iri hati, dengki atau keinginan untuk mendapatkan perlakuan hal yang sama tetapi tidak kesampaian, maka keluarlah kata-kata yang seakan-akan "suci" padahal maksud sebenarnya tidak demikian.
Ketika "Sang Guru Agung" berada di Betania, di rumah Simon si kusta, dan sedang duduk makan, datanglah seorang perempuan membawa suatu buli-buli pualam berisi minyak narwastu murni yang mahal harganya.
Setelah dipecahkannya leher buli-buli itu, dicurahkannya minyak itu ke atas kepala "Sang Guru Agung".
Ada "orang" yang menjadi "gusar" dan berkata seorang kepada yang lain: "Untuk apa pemborosan minyak narwastu ini?Â
Sebab minyak ini dapat dijual tiga ratus dinar lebih dan uangnya dapat diberikan kepada orang-orang miskin." Lalu mereka memarahi perempuan itu.
Tetapi "Sang Guru Agung" berkata: "Biarkanlah dia. Mengapa kamu menyusahkan dia? Ia telah melakukan suatu perbuatan yang baik pada-Ku.
Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, dan kamu dapat menolong mereka, bilamana kamu menghendakinya', tetapi Aku tidak akan selalu bersama-sama kamu."