Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membandingkan Persyaratan Masuk SD di Jepang dengan Menjadi Pejabat di Indonesia

1 April 2018   22:24 Diperbarui: 3 April 2018   01:47 2940
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Izinkan saya mengembangkannya sedikit saja. Daftar tersebut berisi 18 poin yang dibagi menjadi 2 kategori, yaitu: "PERILAKU DASAR DAN SIKAP" terdiri dari 11 poin dan dan "HUBUNGAN TERHADAP TEMAN", terdiri dari 7 poin.

Pada kategori "PERILAKU DASAR DAN SIKAP" diawali dengan "bagaimana menjadi pendengar yang baik terhadap orang yang berbicara kepada kita?", tidak hanya sekedar mendengar begitu saja lalu mengabaikannya atau bila perlu membantahnya.

Di Indonesia, tidak hanya anak sekolah tetapi para pejabat atau politikuspun sudah terbiasa mendengar hanya sedikit lalu memelintirnya dan kemudian berbicara begitu banyak dan tentu saja yang terjadi adalah kegaduhan besar.

Bagian terakhir dari kategori pertama adalah "tidak berbohong", sebuah nasehat yang terlalu mudah untuk diabaikan akhir-akhir ini oleh siapa saja dan dimana saja dan bila perlu atas nama agama, "berani sumpah tetapi takut mati".

Dibagian tengah berisi tentang ketulusan dalam menyapa orang lain dengan suara yang jelas, bukan karena ada tujuan tersembunyi tiba-tiba ramah karena menjelang pilkada atau pileg atau barangkali untuk menjual produk asuransi atau MLM. Demikian juga dalam hal menanggapi pertanyaan orang lain harus dengan suara yang jelas.

Selain itu ada peringatan penting untuk sebuah disiplin diri yang sangat tinggi dan satu hal yang tidak boleh diabaikan adalah "mampu membedakan barang milik sendiri dan milik orang lain" atau milik negara. Artinya milik negara atau hak-hak orang lain jangan diambil atas nama apapun termasuk atas nama partai atau atas nama agama atau atas nama Tuhan. Itu namanya mencuri atau korupsi!

Pada kategori HUBUNGAN TERHADAP TEMAN, saya pikir poin yang sangat penting untuk kita pelajari adalah bagaimana agar kita tidak membicarakan hal-hal yang buruk terhadap teman. 

Jika kita tidak bisa membantu orang lain, paling tidak kita jangan memfitnahnya. Membuang segala perilaku "senang melihat orang susah" atau "susah melihat orang senang".

Bagian lain yang tidak kalah penting adalah bagaimana membangun kerjasama yang baik dengan teman dan membuang keegoisan serta bagaimana meminta maaf dengan tulus dan ikhlas jika terjadi kesalahan.

Saya pikir ke-18 poin tersebut adalah sebuah alasan mengapa Jepang menjadi sebuah negara maju dan disegani di seluruh dunia tetapi yang membuat saya bertanya-tanya dalam hati adalah, bagaimana sebuah negara Jepang yang tidak begitu heboh membahas soal-soal keagamaan tetapi memiliki nasehat yang begitu indah jauh melebihi negara yang setiap hari membahas hal-hal yang berbau agama seperti Indonesia?

Selamat merenung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun