Beberapa hari yang lalu saya mendapat sebuah kiriman artikel yang sangat "luar biasa" dalam grup messenger WhatsApp yang saya pikir sangat-sangat berharga untuk dijadikan sebagai bahan literasi untuk mempersiapkan anak dan diri sendiri memasuki SD dan akan sangat sayang untuk diabaikan begitu saja.
Awalnya saya menganggap remeh dengan tulisan tersebut dan hampir saja saya melewatkannya karena saya pikir terlalu panjang untuk di baca.Â
Tetapi beruntung saya membacanya sampai habis dan ketika saya renungkan maknanya yang begitu sangat dalam, sayapun membacanya berulangkali dan kemudian membagikan ulang kepada teman lewat messenger WhatsApp baik secara personal maupun dalam grup.
Dan tak ketinggalan juga saya bagikan kepada teman-teman kompasianer yang mungkin belum pernah mendapatkannya dan bagi mereka yang sudah pernah membacanya, saya pikir tidak masalah kalau meluangkan waktu untuk membacanya untuk kesekian kalinya. Seperti ini artikel aslinya:___________________
*Daftar Perilaku Dasar yang Dijadikan Persyaratan Masuk SD di Jepang*
Diterbitkan: 18/02/2018 18:00
_LINEfacebooktwitterwhatsappmore_
295 31_(featured image : Japan Talk)_
Tahun ajaran Jepang akan segera berakhir, banyak anak SMA yang akan segera melepas seragam dan memasuki dunia dewasa di Universitas.
Namun, meskipun ini merupakan akhir dari beberapa remaja untuk mengenyam pendidikan formal, beberapa anak kecil akan mulai kehidupan barunya sebagai murid SD.
Namun tahukan kalian? Persyaratan masuk SD di Jepang bukan berdasarkan pengetahuannya saja, tapi Jepang lebih mementingkan perilaku sang anak diatas segalanya.
Seorang orang tua murid mengunggah kertas yang berisi persyaratan masuk SD milik anaknya di akun twitter pribadinya. Orang tua perlu memastikan bahwa anaknya dapat berperilaku seperti yang daftar tersebut cantumkan sebelum memasuki pendidikan formal di sekolah.
Bukan hanya anaknya saja, orang tuanya juga perlu mengikuti daftar tersebut.
Daftar tersebut berisi 18 POIN yang dibagi menjadi 2 kategori, dimulai dengan
"PERILAKU DASAR DAN SIKAP," yang mencantumkan:
- Mendengarkan dengan penuh perhatian saat seseorang berbicara.
- Dapat menyapa orang lain dan menanggapi pertanyaan dengan suara yang jelas dan mudah terdengar.
- Dapat duduk dengan benar di kursi.
- Dapat membedakan antara barang milik sendiri dan barang milik orang lain.*
- Dapat melepas dan merapikan sepatu.
- Mengenakan pakaian secara rapi.
- Dapat menjaga agar meja dan lingkungan Kalian tetap rapi dan teratur.
- Bertanggung jawab untuk tidur lebih awal dan bangun pagi-pagi sekali sendiri.
- Makan sarapan tepat waktu.
- Selalu sikat gigi.
- Tidak berbohong.
Beralih ke "HUBUNGAN DENGAN TEMAN," kriteria yang tersisa adalah:
- Tidak membiarkan orang merasa ditinggalkan.
- Membantu orang lain yang memiliki masalah, bantu mereka.
- Tidak membicarakan hal buruk mengenai teman.
- Mampu bergaul, bermain, dan belajar dengan siapa saja.
- Tidak hanya bermain sendiri, namun juga bersikap bersahabat saat bermain bersama semua orang.
- Bermain di luar, baik untuk berolahraga dan juga bersantai di alam sekitar.
- Meminta maaf dengan sungguh-sungguh apabila melakukan kesalahan.
Beberapa orang percaya bahwa daftar perilaku ini bukan hanya berguna untuk anak-anak, kadang-kadang para orang tua yang telah dewasa pun masih sulit untuk melengkapi daftar perilaku baik tersebut.
Dari daftar ini kita belajar untuk menjadi pribadi yang baik, pemahaman perilaku dasar dan sikap perlu dibentuk sejak dini.
_(featured image : Japan Talk)_Â ArtikelAsli
*Bagi yg punya cucu2 bisa menjadi bahan referensi*_________________
Setelah membaca artikel tersebut, bagaimana Anda membandingkannya dengan persiapan dan persyaratan masuk SD di Indonesia? Sangat jauh berbeda, bukan?
Jangankan untuk masuk SD, bahkan untuk masuk jenjang SMP, SMA dan tingkat perguruan tinggi bahkan persyaratan untuk menjadi pejabat di Indonesia pun tidak sesulit itu.
Izinkan saya mengembangkannya sedikit saja. Daftar tersebut berisi 18 poin yang dibagi menjadi 2 kategori, yaitu: "PERILAKU DASAR DAN SIKAP" terdiri dari 11 poin dan dan "HUBUNGAN TERHADAP TEMAN", terdiri dari 7 poin.
Pada kategori "PERILAKU DASAR DAN SIKAP" diawali dengan "bagaimana menjadi pendengar yang baik terhadap orang yang berbicara kepada kita?", tidak hanya sekedar mendengar begitu saja lalu mengabaikannya atau bila perlu membantahnya.
Di Indonesia, tidak hanya anak sekolah tetapi para pejabat atau politikuspun sudah terbiasa mendengar hanya sedikit lalu memelintirnya dan kemudian berbicara begitu banyak dan tentu saja yang terjadi adalah kegaduhan besar.
Bagian terakhir dari kategori pertama adalah "tidak berbohong", sebuah nasehat yang terlalu mudah untuk diabaikan akhir-akhir ini oleh siapa saja dan dimana saja dan bila perlu atas nama agama, "berani sumpah tetapi takut mati".
Dibagian tengah berisi tentang ketulusan dalam menyapa orang lain dengan suara yang jelas, bukan karena ada tujuan tersembunyi tiba-tiba ramah karena menjelang pilkada atau pileg atau barangkali untuk menjual produk asuransi atau MLM. Demikian juga dalam hal menanggapi pertanyaan orang lain harus dengan suara yang jelas.
Selain itu ada peringatan penting untuk sebuah disiplin diri yang sangat tinggi dan satu hal yang tidak boleh diabaikan adalah "mampu membedakan barang milik sendiri dan milik orang lain" atau milik negara. Artinya milik negara atau hak-hak orang lain jangan diambil atas nama apapun termasuk atas nama partai atau atas nama agama atau atas nama Tuhan. Itu namanya mencuri atau korupsi!
Pada kategori HUBUNGAN TERHADAP TEMAN, saya pikir poin yang sangat penting untuk kita pelajari adalah bagaimana agar kita tidak membicarakan hal-hal yang buruk terhadap teman.Â
Jika kita tidak bisa membantu orang lain, paling tidak kita jangan memfitnahnya. Membuang segala perilaku "senang melihat orang susah" atau "susah melihat orang senang".
Bagian lain yang tidak kalah penting adalah bagaimana membangun kerjasama yang baik dengan teman dan membuang keegoisan serta bagaimana meminta maaf dengan tulus dan ikhlas jika terjadi kesalahan.
Saya pikir ke-18 poin tersebut adalah sebuah alasan mengapa Jepang menjadi sebuah negara maju dan disegani di seluruh dunia tetapi yang membuat saya bertanya-tanya dalam hati adalah, bagaimana sebuah negara Jepang yang tidak begitu heboh membahas soal-soal keagamaan tetapi memiliki nasehat yang begitu indah jauh melebihi negara yang setiap hari membahas hal-hal yang berbau agama seperti Indonesia?
Selamat merenung.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI