Egy Maulana Vikri secara resmi telah diperkenalkan dan secara administratif telah bergabung dengan Lechia Gdansk, salah satu klub kasta tertinggi di Liga sepakbola Polandia.Â
Di klub barunya tersebut, Egy diberitakan mendapatkan jersey nomor 10 yang dalam dunia sepakbola dianggap sebagai angka keramat yang hanya layak diberikan untuk pemain bintang dalam sebuah tim sepakbola.
Tetapi meskipun secara resmi telah menandatangani kontrak berdurasi 3 tahun dengan Lechia Gdansk dengan nilai kontrak yang katanya bernilai 3 milyar, Egy tidak langsung dapat bermain membela Lechia.
Ada sumber yang mengatakan, Egy baru bisa bermain setelah umurnya genap 18 tahun sesuai dengan persyaratan umur di liga tertinggi sepakbola Polandia.
Sumber lain menyebutkan, Egy harus kembali ke Indonesia akhir Maret ini untuk membela timnas Indonesia U-23 dan U-19 untuk SEA-Games. Selain itu, Egy yang sekarang sedang duduk di kelas terakhir bangku SMA harus mengikuti Ujian Nasional (UN) yang akan dimulai tanggal 09 April 2018 tahun ini.
Tentu saja sebagai warga negara Indonesia yang baik, kita wajib mengapresiasi dan mendukung langkah Egy tersebut. Kita berharap, Egy dapat bermain dengan baik dan dapat menunjukkan kualitasnya sebagai pemain profesional di sana.
Tetapi satu hal yang saya pikir sangat "mengganggu" Egy pada masa sekarang dan nantinya di Lechia Gdansk adalah pemberitaan media di tanah air yang terlalu heboh yang nantinya pasti menjadi bumerang bagi karir Egy ke depan.
Silahkan ketik kata kunci "Egy Maulana Vikri" di mesin pencari google dan Anda akan mendapatkan ribuan berita yang sangat"lebay" tentang bergabungnya Egy Maulana Vikri dengan Lechia Gdansk.
Berita yang terlalu dibesar-besarkan tentang Egy yang diberi julukan komodo dari Indonesia, Messi atau Neymar dari Indonesia dan lain-lain, saya pikir terlalu berlebihan.
Egy juga diberitakan telah menjadi pemberitaan utama media Polandia bahkan mengalahkan popularitas Lowen Dosky. Berbagai macam berita lain yang pasti sangat dibesar-besarkan, saya pikir akan sangat mengganggu karir Egy nantinya.
Beberapa media juga membertakan bahwa Egy lebih memilih Lechia Gdansk daripada klub raksasa Real Madrid, Benfica dan klub sepakbola Eropa lainnya. Apakah itu mungkin dan logis?