Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kurasi Akhir Tahun, Pertemuan Kedua dengan Kompasiana yang Sangat Menggairahkan

17 Januari 2018   01:29 Diperbarui: 17 Januari 2018   09:45 982
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku dan istriku Femi Olivia (Dok: pribadi)

Tahun 2017 adalah tahun yang sangat penting dan bersejarah bagi saya. Pertemuan saya yang kedua dengan beyond bloggingKompasiana secara praktis mengubah hidup saya. Bagaimana tidak? 

Sebenarnya saya telah lama mendengar tentang Kompasiana yang menyediakan ruang dan memfasilitasi siapa saja yang gemar menulis yang selanjutnya disebut Kompasianer,dalam sebuah wadah blog eksklusif.

Ketika akhir November 2017 di daerah kami dipasang jaringan internet Telkomsel 3G, saya yang mempunyai hobi menulis apa saja dan tentang siapa saja kembali teringat dengan Kompasiana dan sayapun memengotak-atik googledengan maksud untuk bergabung dengan Kompasiana.

Tetapi saya sedikit kaget ketika mencoba mendaftar dengan menggunakan email saya sebagai username. "Maaf, username yang Anda gunakan sudah terdaftar", kira-kira demikian jawaban otomatis yang saya dapatkan dari tim kreatif Kompasiana. Inilah alasannya mengapa saya sebut ini sebagai "pertemuan yang kedua".

Setelah saya menekan tombol lupa password(karena memang benar-benar sudah lupa setelah pertemuan pertama di tahun 2014) akhirnya sayapun dapat kembali mendapatkan akun saya di Kompasiana yang sudah "ditelantarkan" lebih-kurang 3 tahun, berkat bantuan tim kreatif Kompasiana yang baik hati.

Hal inilah yang saya tuangkan dalam tulisan saya di Kompasiana yang berjudul: Ingin Mengenal Kompasiana Lebih Dekat, sebagai ungkapan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Kompasiana atas bantuannya yang telah memfasilitasi dan memberikan ruang kepada saya untuk menyalurkan hobi saya dalam menulis sekaligus menyampaikan sebuah keinginan yang kuat untuk bertemu dengan tim Kompasiana jika itu memang mungkin.

Setelah resmi kembali bergabung dengan Kompasiana tepat tanggal 05 Desember 2017, sayapun memulai tulisan saya yang pertama dengan judul: Falsafah Yahudi dan Falsafah Batak dalam Hal Berbicara yang mengulas tentang adanya kemiripan antara falsafah Yahudi: "Orang bodoh mengatakan apa yang diketahuinya sementara orang bijak mengetahui apa yang dikatakannya" dengan falsafah Batak yang berkata: "Jolo nidilat bibir asa nidok hata" dalam terjemahan bebas bahasa Indonesia: "Jilat dulu bibirmu sebelum berbicara" yang bermakna sangat dalam "pikirkan dulu akibat dari perkataaamu sebelum diucapkan" apakah membawa kebajikan atau bencana.

Hal ini juga saya maksudkan agar dari awal hingga seterusnya dalam tulisan saya berikutnya dan sampai selamanya tetap memegang teguh nilai-nilai moral dan prinsip-prinsip penulisan yang bertanggungjawab yang mendatangkan kebaikan bagi seluruh pembaca dan menghindari hoaks seperti yang saya tuangkan dalam tulisan saya yang berjudul: Hoaks Dan Kebebasan Menggunakan Media.

Tulisan tersebut dimaksudkan agar penulis berusaha seobyektif mungkin, menghindari segala bentuk penyerangan dan pembunuhan karakter seseorang, menjauhkan isu SARA yang memecah-belah persatuan dan kesatuan bangsa. Untuk itu penulis harus mengetahui dan mempertimbangkan syarat jurnalistik, yaitu: berdasarkanfakta, obyektif,berimbang, lengkap(5W+1H) danakuratsebelum menulis atau membagikan sebuah berita, dsb.

Dalam tulisan saya selanjutnya yang berjudul: Sisi Lain dari Fitnah diterangkan dengan jelas bahwa Fitnah tidak hanya sebatas membuat atau mengarang "cerita bohong", tetapi ikut "membagikan atau menyebarkan" berita bohong dari "mulut ke mulut" hingga lewat "media massa, media elektronik dan media sosial" juga merupakan fitnah.

Menyampaikan berita tidak utuh, "memenggal" atau "menambahi" berita sehingga tidak sesuai dengan tujuan atau pesan dari pembuat berita juga merupakan fitnah.

Menjadi "saksi dusta" dalam sebuah perkara yang bertujuan untuk meringankan atau memberatkan seseorang atau sekelompok orang juga merupakan fitnah.

Dan satu lagi yang sering kita tidak pahami atau luput dari perhatian kita adalah, ternyata fitnah juga berarti: "menceritakan/memberitakan/meneriakkan/menyebarkan" keburukan seseorang atau kelompok tertentu juga merupakan fitnah.

Hingga tanggal 31 Desember 2017 dari tanggal 05 Desember 2017 dalam waktu 26 hari saya berhasil membuat 51 buah tulisan dengan kategori: 28 humaniora, 6 puisi, 8 politik, 2 olahraga, 2 media, 1 muda dan 1 wanita dengan jumlah pembaca lebih dari 25.845 orang.

Bagi saya ini adalah sebuah pencapaian yang luar biasa yang membuat hidup saya lebih bergairah dalam menulis. Dan perlu diketahui semua tulisan saya ini adalah asli, bukan titipan dan juga bukan plagiat yang isinya dapat saya pertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan dan kepada sesama.

Berikut ini adalah kumpulan judul tulisan saya sepanjang Desember 2017 yang sangat sayang untuk dilewatkan, antara lain:

  1. Falsafah Yahudi dan Falsafah Batak dalam Hal Berbicara
  2. Arogan
  3. Takdir dalam Falsafah Batak
  4. Tor Sinabung
  5. Kain Kabung
  6. "Terlalu" dan "Pa-Hu" dalam Falsafah Batak
  7. Sisi Lain dari Fitnah
  8. Perang, Kesedihan dan Penderitaan tak Berujung
  9. Lebih Hebat dari Tuhan
  10. Sorga
  11. Gatot Nurmantyo, Panglima "Tersangar" Sepanjang Masa
  12. Bulan Menangis
  13. Antara Ayam Dan Ayah
  14. Hex
  15. Setelah "Jokowi-JK" Terbit "Jokowi-Nurmantyo"
  16. Ingin Mengenal Kompasiana Lebih Dekat
  17. Genta Kematian
  18. Hoaks Dan Kebebasan Menggunakan Media
  19. Lautan Api Keabadian
  20. Mendukung dengan Wajar
  21. Lebih PKI dari PKI
  22. Nasehat Untuk Calon Janda
  23. Anda makhluk asing dari luar angkasa?
  24. Dari Buahnya Lah Kamu Mengetahuiya
  25. Beribadah ke Tempat Ibadah?
  26. Tuhan dan Dadu
  27. Prinsip-Prinsip dalam Menolong
  28. Menghajar Anak vs Perlindungan Anak
  29. Angin
  30. Pemahaman Yang Dangkal Mengenai OTT
  31. Kesalahan Terbesar Dalam Bernegara Yang Sering Diulang-Ulang
  32. Warisan Kolonial
  33. Generasi Apatis
  34. Pesan Ayah
  35. Lebih Pintar dari Presiden
  36. Anjing atau Kucing
  37. Tokoh Idola Saya: Pdt. Dr. Soritua A. E. Nababan
  38. Orang-Orang Gila
  39. Mental
  40. Manusia, Cita-Cita dan Garis Tangan (bagian 1)
  41. Merayakan Natal dengan Cara Yang Tidak Populer
  42. Ketika Madrid "Digebug" Messi Cs
  43. Musim Kedua "Pep" Berubah Menjadi "Raja Singa" di Negeri "Tiga Singa"
  44. Jokowi Menyulap Desa Hadataran Menjadi "Sorga"
  45. Belajar Dari Tulang (Bagian 1)
  46. Belajar Dari Tulang (Bagian 2)
  47. Belajar Dari Tulang (Bagian 3)
  48. Yang Pentig Viral
  49. Judul "Lebay" Dibalik Kreativitas Semu dan Minat Baca Yang Kacau
  50. Menyoal Perayaan Tahun Baru "Kafir" Yang Dianggap Ilegal
  51. Merayakan Tahun Baru dengan Kesederhanaan Penuh Makna

Terimakasih kepada pembaca dan Kompasianer yang telah meluangkan waktu untuk membaca tulisan saya, memberikan rating dan komentar yang sangat membantu saya untuk meningkatkan kualitas tulisan saya agar lebih bermanfaat.

Sekali lagi terima kasih kepada tim kreatif Kompasiana yang telah memfasilitasi dan memberikan ruang kepada saya untuk menyalurkan hobi menulis saya.

Akhirnya terimakasih kepada TUHAN Yesus Kristus yang telah memberikan kesehatan, kesempatan dan kecerdasan kepada saya sehingga saya dapat berbagi kepada sesama sekalipun hanya lewat tulisan. Amen!

(RS)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun