Aku dan istriku Femi Olivia (Dok: pribadi)
Tahun 2017 adalah tahun yang sangat penting dan bersejarah bagi saya. Pertemuan saya yang kedua dengan beyond bloggingKompasiana secara praktis mengubah hidup saya. Bagaimana tidak?Â
Sebenarnya saya telah lama mendengar tentang Kompasiana yang menyediakan ruang dan memfasilitasi siapa saja yang gemar menulis yang selanjutnya disebut Kompasianer,dalam sebuah wadah blog eksklusif.
Ketika akhir November 2017 di daerah kami dipasang jaringan internet Telkomsel 3G, saya yang mempunyai hobi menulis apa saja dan tentang siapa saja kembali teringat dengan Kompasiana dan sayapun memengotak-atik googledengan maksud untuk bergabung dengan Kompasiana.
Tetapi saya sedikit kaget ketika mencoba mendaftar dengan menggunakan email saya sebagai username. "Maaf, username yang Anda gunakan sudah terdaftar", kira-kira demikian jawaban otomatis yang saya dapatkan dari tim kreatif Kompasiana. Inilah alasannya mengapa saya sebut ini sebagai "pertemuan yang kedua".
Setelah saya menekan tombol lupa password(karena memang benar-benar sudah lupa setelah pertemuan pertama di tahun 2014) akhirnya sayapun dapat kembali mendapatkan akun saya di Kompasiana yang sudah "ditelantarkan" lebih-kurang 3 tahun, berkat bantuan tim kreatif Kompasiana yang baik hati.
Hal inilah yang saya tuangkan dalam tulisan saya di Kompasiana yang berjudul: Ingin Mengenal Kompasiana Lebih Dekat, sebagai ungkapan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Kompasiana atas bantuannya yang telah memfasilitasi dan memberikan ruang kepada saya untuk menyalurkan hobi saya dalam menulis sekaligus menyampaikan sebuah keinginan yang kuat untuk bertemu dengan tim Kompasiana jika itu memang mungkin.
Setelah resmi kembali bergabung dengan Kompasiana tepat tanggal 05 Desember 2017, sayapun memulai tulisan saya yang pertama dengan judul: Falsafah Yahudi dan Falsafah Batak dalam Hal Berbicara yang mengulas tentang adanya kemiripan antara falsafah Yahudi: "Orang bodoh mengatakan apa yang diketahuinya sementara orang bijak mengetahui apa yang dikatakannya" dengan falsafah Batak yang berkata: "Jolo nidilat bibir asa nidok hata" dalam terjemahan bebas bahasa Indonesia: "Jilat dulu bibirmu sebelum berbicara" yang bermakna sangat dalam "pikirkan dulu akibat dari perkataaamu sebelum diucapkan" apakah membawa kebajikan atau bencana.
Hal ini juga saya maksudkan agar dari awal hingga seterusnya dalam tulisan saya berikutnya dan sampai selamanya tetap memegang teguh nilai-nilai moral dan prinsip-prinsip penulisan yang bertanggungjawab yang mendatangkan kebaikan bagi seluruh pembaca dan menghindari hoaks seperti yang saya tuangkan dalam tulisan saya yang berjudul: Hoaks Dan Kebebasan Menggunakan Media.
Tulisan tersebut dimaksudkan agar penulis berusaha seobyektif mungkin, menghindari segala bentuk penyerangan dan pembunuhan karakter seseorang, menjauhkan isu SARA yang memecah-belah persatuan dan kesatuan bangsa. Untuk itu penulis harus mengetahui dan mempertimbangkan syarat jurnalistik, yaitu: berdasarkanfakta, obyektif,berimbang, lengkap(5W+1H) danakuratsebelum menulis atau membagikan sebuah berita, dsb.
Dalam tulisan saya selanjutnya yang berjudul: Sisi Lain dari Fitnah diterangkan dengan jelas bahwa Fitnah tidak hanya sebatas membuat atau mengarang "cerita bohong", tetapi ikut "membagikan atau menyebarkan" berita bohong dari "mulut ke mulut" hingga lewat "media massa, media elektronik dan media sosial" juga merupakan fitnah.
Menyampaikan berita tidak utuh, "memenggal" atau "menambahi" berita sehingga tidak sesuai dengan tujuan atau pesan dari pembuat berita juga merupakan fitnah.
Menjadi "saksi dusta" dalam sebuah perkara yang bertujuan untuk meringankan atau memberatkan seseorang atau sekelompok orang juga merupakan fitnah.
Dan satu lagi yang sering kita tidak pahami atau luput dari perhatian kita adalah, ternyata fitnah juga berarti: "menceritakan/memberitakan/meneriakkan/menyebarkan" keburukan seseorang atau kelompok tertentu juga merupakan fitnah.
Hingga tanggal 31 Desember 2017 dari tanggal 05 Desember 2017 dalam waktu 26 hari saya berhasil membuat 51 buah tulisan dengan kategori: 28 humaniora, 6 puisi, 8 politik, 2 olahraga, 2 media, 1 muda dan 1 wanita dengan jumlah pembaca lebih dari 25.845 orang.
Bagi saya ini adalah sebuah pencapaian yang luar biasa yang membuat hidup saya lebih bergairah dalam menulis. Dan perlu diketahui semua tulisan saya ini adalah asli, bukan titipan dan juga bukan plagiat yang isinya dapat saya pertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan dan kepada sesama.
Berikut ini adalah kumpulan judul tulisan saya sepanjang Desember 2017 yang sangat sayang untuk dilewatkan, antara lain:
- Falsafah Yahudi dan Falsafah Batak dalam Hal Berbicara
- Arogan
- Takdir dalam Falsafah Batak
- Tor Sinabung
- Kain Kabung
- "Terlalu" dan "Pa-Hu" dalam Falsafah Batak
- Sisi Lain dari Fitnah
- Perang, Kesedihan dan Penderitaan tak Berujung
- Lebih Hebat dari Tuhan
- Sorga
- Gatot Nurmantyo, Panglima "Tersangar" Sepanjang Masa
- Bulan Menangis
- Antara Ayam Dan Ayah
- Hex
- Setelah "Jokowi-JK" Terbit "Jokowi-Nurmantyo"
- Ingin Mengenal Kompasiana Lebih Dekat
- Genta Kematian
- Hoaks Dan Kebebasan Menggunakan Media
- Lautan Api Keabadian
- Mendukung dengan Wajar
- Lebih PKI dari PKI
- Nasehat Untuk Calon Janda
- Anda makhluk asing dari luar angkasa?
- Dari Buahnya Lah Kamu Mengetahuiya
- Beribadah ke Tempat Ibadah?
- Tuhan dan Dadu
- Prinsip-Prinsip dalam Menolong
- Menghajar Anak vs Perlindungan Anak
- Angin
- Pemahaman Yang Dangkal Mengenai OTT
- Kesalahan Terbesar Dalam Bernegara Yang Sering Diulang-Ulang
- Warisan Kolonial
- Generasi Apatis
- Pesan Ayah
- Lebih Pintar dari Presiden
- Anjing atau Kucing
- Tokoh Idola Saya: Pdt. Dr. Soritua A. E. Nababan
- Orang-Orang Gila
- Mental
- Manusia, Cita-Cita dan Garis Tangan (bagian 1)
- Merayakan Natal dengan Cara Yang Tidak Populer
- Ketika Madrid "Digebug" Messi Cs
- Musim Kedua "Pep" Berubah Menjadi "Raja Singa" di Negeri "Tiga Singa"
- Jokowi Menyulap Desa Hadataran Menjadi "Sorga"
- Belajar Dari Tulang (Bagian 1)
- Belajar Dari Tulang (Bagian 2)
- Belajar Dari Tulang (Bagian 3)
- Yang Pentig Viral
- Judul "Lebay" Dibalik Kreativitas Semu dan Minat Baca Yang Kacau
- Menyoal Perayaan Tahun Baru "Kafir" Yang Dianggap Ilegal
- Merayakan Tahun Baru dengan Kesederhanaan Penuh Makna
Terimakasih kepada pembaca dan Kompasianer yang telah meluangkan waktu untuk membaca tulisan saya, memberikan rating dan komentar yang sangat membantu saya untuk meningkatkan kualitas tulisan saya agar lebih bermanfaat.
Sekali lagi terima kasih kepada tim kreatif Kompasiana yang telah memfasilitasi dan memberikan ruang kepada saya untuk menyalurkan hobi menulis saya.
Akhirnya terimakasih kepada TUHAN Yesus Kristus yang telah memberikan kesehatan, kesempatan dan kecerdasan kepada saya sehingga saya dapat berbagi kepada sesama sekalipun hanya lewat tulisan. Amen!
(RS)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H