(Renungan Tengah Malam)
Almarhum ayah saya selalu memberi nasihat-nasihat bijak berupa pesan kepada kami anak-anaknya.Â
"Ayah tidak akan selamanya ada bersama-sama dengan kalian. Suatu saat ayah akan pergi meninggalkan kalian untuk selamanya menghadap sang Khalik. Ini adalah suatu peristiwa yang sangat menyedihkan tetapi tak dapat ditolak dan itu pasti akan terjadi," kata ayah.
Salah satu fakta kehidupan yang harus dihadapi setiap orang adalah suatu saat jika waktunya telah tiba, orang-orang yang saling mengasihi akan "dipisahkan" dan "terpisahkan" oleh maut. Tak terkecuali antara seorang ayah dengan anak-anaknya.Â
Maka ayah saya selalu berusaha menanamkan nasehat-nasehat bijak yang kelak diharapkan dapat berguna bagi kebaikan dalam kehidupan kami anak-anaknya.
Inilah dua dari banyak nasehat yang ayah pesankan kepada kami. Yang pertama:
Jika tidak bisa memperbaiki, paling tidak jangan merusak.
Ini berlaku terhadap apa saja. Termasuk jangan merusak apa saja yang baik. Apakah itu berupa bangunan fisik ataupun hubungan antara manusia dengan manusia, hubungan manusia dengan alam dan hubungan manusia dengan TUHAN-nya. Intinya: "Jangan merusak yang baik".
"Berusahalah untuk memperbaiki yang rusak tetapi jika tidak bisa jangan sekali-sekali merusak yang baik," kata ayah. Kemudian pesan ini selalu saya teruskan berulang-ulang kepada anak-anak saya dan anak didik saya.
Nasihat yang kedua adalah:
Jika tidak bisa membuat orang senang, paling tidak jangan membuat orang marah.
Dalam bahasa Batak disebut: "molo soboi tarbaen ho las ni roha ni donganmu, unang ma baen jut ni rohana".
Artinya kita harus bisa bermanfaat bagi orang lain disekitar kita. Tetapi seandainyapun itu tidak bisa paling tidak kita jangan menjadi pembuat masalah, menjadi pembuat onar, seperti provokator, pemecah-belah (sibola huta).Â
"Tetapi marilah kita menjadi pembawa damai bagi orang-orang di sekeliling kita," nasihat ayah.
Itulah dua dari banyak pesan ayah, yang saya pikir selalu up to date dan tak pernah usang hingga hari ini.Â
Ayah saya telah tiada sekitar 9 tahun yang silam tetapi pesan ini selalu ada di dalam hati saya dan semoga saya dapat menjalankannya dan meneruskannya ke generasi berikutnya.
Pancur-Lingga Utara, dini hari, 29/05/2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H