Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Genta Kematian

9 Desember 2017   06:47 Diperbarui: 9 Desember 2017   08:25 1306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam ini aku melihat bulan

Warnanya pucat-pasi

Cahanya redup berbedak darah

Bentuknya tak utuh tinggal seperlima

Masa lalunya suram

Masa depannya kelam

Sungguh ia merana meratapi ajal

Hidupnya menghitung hari

Nasibnya tak seindah purnama

Tenaganya berkurang satu-dua

Terkuras habis tinggal duka

Tidak ada harapan tersisa

Kepada Sang Pencipta ia bermohon

Agar harinya dipertimbangkan

Usianya dipanjangkan sehasta

Dan matinya ditunda

Dan palupun diketukkan hakim

Suaranya berdengung meraung

Lebih mirip genta kematian

Dan dia pergi tanpa amnesti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun