Mohon tunggu...
Rinsan Tobing
Rinsan Tobing Mohon Tunggu... Konsultan - Seorang pekerja yang biasa saja dan menyadari bahwa menulis harus menjadi kebiasaan.

Seorang pekerja yang biasa saja dan menyadari bahwa menulis harus menjadi kebiasaan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tembang Sumbang Tentang Tambang

20 Desember 2024   00:19 Diperbarui: 20 Desember 2024   00:19 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tambang harus ditimbang untuk mereka yang menyumbang (Sumber: kompas.com) 

Hei...

Hei...

Kemarilah, kawan!

Bukakan telingamu lebar-lebar,

Seperti kelelawar yang  bermata buram

Tajamkan hatimu, luruskan pikiranmu

Seperti  bayi yang baru menyesap susu ibunya

Sayup-sayup terdengar

Engkau dengar kah?

Sang penguasa menembang

Liriknya bercerita tentang kekayaan negeri

Tertanam  di perut bumi pertiwi yang indah

Hitam warnanya, bernilai intan permata

Menjanjikan hidup indah tanpa nestapa

Membuat mimpi setiap insan menjadi indah

Hanya jika sang penguasa, berkarya demi negeri

Sang penguasa menembang

Liriknya tentang hadiah tambang

Membagi harta bumi bagi siapa?

Kawan yang berpeluh, kala memilih raja

Sekondan yang berdiri di barisan, kala mematut raja

Kawanan penopang bahu, kala mencari raja

Gerombolan pengisi pundi, kala menata raja

Bahkan kini,

Anak muda menguar nafsu ingin merasa remahnya

Nikmat harta dari alam yang telah merana

Meski mereka tidak mengerti harus apa

Sebab hadiah ini, nanti bisa dijaja

Walau dengan harga murah, sebab mereka bisa apa

Liriknya tentang tambang

Menjadi sumbang, tatkala mengambang

Sang penguasa pelantun tembang

Tak juga acuh dengan suara penolak bala

Tersebab, tunai janji kepada penghamba

 

Tapos, 04 Agustus 2024

Malam-malam Waktu Tapos, dan gerimis menggumuli bumi. 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun