Mohon tunggu...
Rinsan Tobing
Rinsan Tobing Mohon Tunggu... Konsultan - Seorang pekerja yang biasa saja dan menyadari bahwa menulis harus menjadi kebiasaan.

Seorang pekerja yang biasa saja dan menyadari bahwa menulis harus menjadi kebiasaan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cerita dari Koran Lusuh

15 Desember 2024   15:44 Diperbarui: 15 Desember 2024   15:44 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lukisan seorang perempuan sendirian, menatap kejauahan (Sumber: pixabay)

Pagi tadi Ibuku pulang dari pasar, kerutnya mengeras

Keranjang dari bekas kursi plastik itu, lebih kosong

Tidak terbeli lagi, tidak terjangkau lagi,

Kencangkan hatimu, aku dengar dia berkata

Pagi tadi, ibuku menjerang air, untuk kopi

Gelasnya lebih kosong, kopinya lebih bening

Tidak tertambah lagi, tidak terhitamkan lagi

Kuatkan niatmu, aku dengar dia bergumam

Pagi tadi, ibuku menyiapkan sarapan di meja kusam

Piring-piring terisi, setengahnya lebih sedikit

Tidak tersisa lagi, tidak tertuang lagi

Keraskan doamu, aku dengar dia berujar lirih

Pagi tadi, ibuku mencabuti dedaunan dari pagar tetangga

Setumpuk daun-daun demi semangkok sayur malam

Tidak terkejar lagi, tidak teraih lagi

Ketatkan sabukmu, aku dengar dia berbisik

Pagi tadi, ibuku bingung, kepeng-kepeng bertingkah aneh

Mereka tidak berdaya lagi, mereka tidak kuat lagi

Perut yang kosong, masih sama rasanya

Haus yang tiba, masih sama siksanya

Pagi tadi, ibuku bertanya, ada apa

Pagi tadi, ibuku baca koran lusuh

Punggawa-punggawa negeri bercerita tentang kursi

Pagi tadi, ibuku baca koran lusuh

Punggawa-punggawa negeri sibuk berjudi

Pagi tadi, ibuku mengerti,

Negeri ini sedang dicabik-cabik

 

Tapos, 06 Agustus 2024

Malam-malam Waktu Tapos, dan gerimis menggumuli bumi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun