Kurangnya tenaga kerja produktif ini harus menjadi perhatian pemeritah. Jika mesin ekonomi tidak digerakkan oleh otot-otot yang bekerja keras, maka negara tidak akan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.Â
Jika penduduk tidak produktif lebih banyak dari penduduk produkifnya, ini adalah sebuah alarm bahaya. Di Jepang saat ini, fenomena ini sudah menjadi nyata. Satu tenaga produktif, menanggung 4-5 orang kelompok usia non-produktif. Penduduk produktifnya sudah sangat kelelahan (exhausted).
Apa dampaknya? Negara menjadi miskin dan pemerintahannya bisa terancam. Kecuali, pada suatu waktu nanti kegiatan ekonomi digerakkan oleh mesin-mesin yang bisa bekerja secara mandiri, dengan dukungan kecerdasan buatan (artificial inteligence).Â
Manusia hanya menikmati kehidupan dengan santai, karena yang bekerja adalah mesin-mesin yang tidak kenal lelah, dan bisa bekerja 24 jam tanpa henti. Mesin-mesin yang dapat memproduksi seluruh kebutuhan fisikal penduduk. Namun, sampai kini, ini masih sebuah utopia.
Sampai itu terjadi, maka generasi kangguru ini harus diberdayakan. Setidaknya, nanti tidak menciptakan generasi roti lapis ke depannya. Tersebab, generasi ini, jika memiliki keturunan, akan bergantung kepada anak-anaknya.Â
Untuk Indonesia, dua generasi ini sudah ada. Kombinasi yang bisa menghancurkan mimpi negeri menjadi negeri kaya di 2045, dengan generasi emasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H