Mohon tunggu...
Rinsan Tobing
Rinsan Tobing Mohon Tunggu... Konsultan - Seorang pekerja yang biasa saja dan menyadari bahwa menulis harus menjadi kebiasaan.

Seorang pekerja yang biasa saja dan menyadari bahwa menulis harus menjadi kebiasaan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Jalan Terjal Bang Ara Membangun Rumah Rakyat

28 November 2024   15:30 Diperbarui: 29 November 2024   14:51 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perumahan subsidi yang dibangun pemerintah terbengkalai, tidak dihuni (Sumber: kompas.com)

Menciptakan Kegiatan Ekonomi

Salah satu yang menghambat perkembangan kawasan permukiman adalah jaraknya yang jauh dari pusat ekonomi. Fenomena ini dapat dilihat setiap hari di Jakarta. Ratusan ribu orang berjejalan di kereta komuter untuk mobilisasi dari tempat tinggal ke tempat kerja. Banyak yang kemudian memutuskan untuk mengandalkan kontrakan atau kosan untuk menghindari kepadatan dan kelelahan diakibatkan perjalanan yang jauh. Ada juga yang memilih untuk berkendara bolak-balik dengan motor, menempuh puluhan hingga ratusan kilometer setiap harinya. Semelelahkan itu.

Ketersedian sumber-sumber penghidupan ini menjadi sangat fundamental untuk memastikan sebuah kawasan perumahan terbangun dan tumbuh. Ketergantungan kepada sumber penghidupan menjadi faktor penentu untuk memastikan lokasi permukiman yang akan dibangun. Tidak semata-mata membangun rumahnya saja.

Jika dilirik tugas dan fungsi kementerian yang dipimpin Bang Ara,  ada bagian yang tidak di bawah kendalinya. Perumahan bisa menjadi di bawah tanggung-jawabnya, namun pengembangan kawasan memerlukan kerjasama dengan berbagai kementerian. Membangun pasar bukanlah tanggung-jawab kementeriannya.

Sama halnya juga membangun sekolah, rumah sakit, jalan penghubung dan pasar. Di Indonesia, kolaborasi dan koordinasi hanyalah kata-kata yang sangat mudah dikatakan. Sementara, pelaksanaannya jauh dari kata mudah.

Hal ini bisa diakibatkan kerja-kerja menteri lain belum tentu di kawasan yang akan dikembangkan Bang Ara. Kawasan yang akan dibangun Bang Ara belum tentu masuk ke kawasan prioritas kementerian lainnya. Anggaran yang tersedia di menteri lain, bisa jadi tidak mencukupi untuk membangun sarana di kawasan yang akan dikembangkan.  Jika membangun secara perlahan, bisa saja, namun dipastikan dalam kerangka waktu tugasnya, misalnya 5 tahun. Karena seperti yang jamak terjadi di Indonesia, ganti menteri, ganti kebijakan dan prioritas.

Dengan semangat populisnya, Bang Ara mencoba mewujudkan tugas dan fungsi kementerian yang dipimpinnya. Kita hanya bisa menunggu 5 tahun lagi, apakah semangatnya berwujud pada terpenuhinya rumah bagi rakyat Indonesia. Itu pun bila tidak ada pergantian menteri. Tampaknya, jalannya tidak mulus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun