Euro 4 yang Pro Lingkungan
Kendaraan dengan kualitas bahan bakar rendah berkontribusi tinggi pada pencemaran udara. Penyebabnya kualitas bahan bakar yang diproduksi masih mengandung sulfur yang tinggi, yang berujung pada proses pembakaran tidak sempurna. Masih menghasilkan timbal.
Semangat yang didorong oleh Pertamina untuk berkontribusi kepada lingkungan dapat dilihat dari langkah-langkah yang dilakukan dengan memproduksi bahan  bakar yang standar Eropa yang dikenal dengan standar Euro.
Hingga saat ini Pertamina masih memproduksi bahan bakar standar Euro 2 dan 3. Ini masih belum aman untuk lingkungan sebenarnya. Â Sebabnya, kandungan sulfurnya masih tinggi, diangka 150. Untuk itu, Pertamina sekarang mendorong untuk memproduksi bahan bakar dengan standar Euro 4 dan targetnya Euro 5 dengan kadar sulfur yang jauh lebih rendah yakni 50.
Bahan bakar dengan standar Euro 4 dan 5 ini tentunya lebih ramah lingkungan. Di samping kandungan bahan pencemar udaranya yang ada diangka aman juga membuat pembakaran bahan bakar menjadi efisien. Artinya, tidak terdapat sisa pembakaran berupa timbal.
Dari sisi ini saja, tujuan pengurangan emisi gas buangan yang diatur Permen LHK No. 291/2016 dicoba dicapai. Dalam peraturan itu disebutkan bahwa standar Euro 4 untuk roda empat dimulai 2017. Sayangnya belum tercapai.
Upaya-upaya Pertamina termasuk menyiapkan beberapa kilang untuk memproduksi bahan bakar yang lebih ramah lingkungan. Bahkan Pertamina berusaha meloncat dengan langsung memproduksi bahan bakar Euro 5. Setidaknya pada tahun 2021 sudah tersedia bahan bakar Euro 5. Seperti direncanakan. Mudah-mudahan tercapai.
Harga sebagai Instrumen Pengendali
Kualitas bahan bakar dengan standar Euro 4 memang dapat dikatakan berkontribusi pada lingkungan. Kadar pencemar udara yang rendah berkontribusi pada kelestarian lingkungan. Pastinya, karena alam dan isinya termasuk manusia akan berkembang baik dengan kualitas udara yang lebih bersih.
Pertamina sebenarnya masih dapat memainkan peran lebih besar untuk menciptakan lingkungan hidup yang lebih baik. Tentunya dalam kebijakan yang ditentukan pemerintah, harga bahan bakar Euro ini dapat 'dimainkan'. Harga bahan bakar merupakan elemen kebijakan. Untuk mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan, harga bahan bakar dapat dipatok tinggi. Keuntungan pada intinya relatif sama, karena bermain pada harga yang lebih tinggi meskipun volume lebih rendah. Â
Harga yang lebih tinggi tentunya akan mengakibatkan kendaraan berkurang. Biaya operasional kendaraan akan jauh lebih mahal. Dapat dipastikan jumlah kendaraan di jalan raya dapat berkurang.