Mohon tunggu...
Rinsan Tobing
Rinsan Tobing Mohon Tunggu... Konsultan - Seorang pekerja yang biasa saja dan menyadari bahwa menulis harus menjadi kebiasaan.

Seorang pekerja yang biasa saja dan menyadari bahwa menulis harus menjadi kebiasaan.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Memaknai Harga Sebuah Persepsi

13 Desember 2017   20:04 Diperbarui: 14 Desember 2017   13:27 2691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana pelelangan Lukisan Leonardo da Vinci berjudul Salvator Mundi yang terjual denan harga Rp. 6,1 triyun di Pelelangan Christie's New York pada awal Desember lalu. Sumber: reuters.com

Lalu, setelah sekian tahun, mungkin puluh tahun bahkan ratusan tahun, tiba-tiba lukisan itu menjadi luar biasa mahal. Apakah lukisan itu asli? Apakah lukisan itu benar-benar milik Leonardo da Vinci. Siapakah pemilik wewenang menentukan itu? Mungkin karena mereka sudah mengatakan demikian, maka orang lain percaya begitu saja. Mereka yang membentuk ekosistem yang memungkinkan untuk menciptakan persepsi soal lukisan ini.

Ini tidak lebih dari propaganda yang diciptakan untuk mendapatkan keuntungan dari sebuah benda yang nilainya bisa didongkrak berapa saja dengan proses pembentukan persepsi atas benda tersebut. Kelompok ini bisa saja berada di lapisan-lapisan masyarakat terhormat yang bergelimang harta karena berhasil membentuk sebuah persepsi dan menjual segala sesuatu yang telah mereka bentuk persepsinya.

Bukankah demikian kehidupan itu? Segala sesuatu dibentuk oleh persepsi kita. Persepsi yang dibentuk oleh banyak hal dan juga pengalaman serta nilai-nilai yang ditanamkan di kepala. Meskipun Amerika Serikat mengkelasduakan kaum migran, tetapi tidak berhenti mereka datang ke sana dengan berbagai cara. American Dream telah lama dibenamkan ke dalam pikiran warga dunia.

Para pekerja asing selalu mendapatkan tempat yang lebih tinggi di negeri ini, karena bangsa ini telah dengan pasrah menerima persepsi bahwa mereka jauh lebih 'dahsyat' dan lebih superior. Jika berhadapan dengan mereka, karena persepsi yang salah, bangsa ini pun keok.

Bukankah kecantikan itu selalu identik dengan putih? Setidaknya itu yang dipahami oleh banyak wanita Indonesia, sehingga produk-produk pemutih menjadi barang yang sangat laku. Tidak perduli harga. Karena demi putih, apa pun dilakukan. Terbentuk persepsi seperti gadis Korea yang memang dari sono-nya sudah kinclong.

Untuk itu, setidaknya saat ini harga persepsi yang termahal adalah USD 450 juta. Nilai yang setara dengan Rp. 6,1 trilyun . Nilai sebuah lukisan Leonardo da Vinci yang usianya lebih dari 500 tahun. Ya, lebih dari 5 abad. Dengan nilai sejumlah itu, apa yang bisa dilakukan? Kalau dikenakan dengan nilai sekarang, bisalah membangun jalan tol sepanjang sekitar 30 kilometer.

Mau bukti lain. Coba, berapa kira-kira nilai intrinsik sebuah celana Jeans Levis 501. Hanya USD 8. Harganya menjadi USD 70. Lebih dari 90 persen adalah nilai persepsinya. Berapa nilai intrinsik sebuah handphone Apple? Lalu berapa yang anda bayar untuk persepsinya? Apakah anda menawar ketika membeli iPhone atau Levis 501? Masa sih pembeli iPhone dan Levis 501 menawar? Tidak mungkin. Karena sudah dipersepsikan sedemikian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun