Mohon tunggu...
Rinsan Tobing
Rinsan Tobing Mohon Tunggu... Konsultan - Seorang pekerja yang biasa saja dan menyadari bahwa menulis harus menjadi kebiasaan.

Seorang pekerja yang biasa saja dan menyadari bahwa menulis harus menjadi kebiasaan.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Janji-janji Anies, Akankah Berakhir "Manies"

28 Oktober 2017   19:06 Diperbarui: 28 Oktober 2017   19:22 4809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: merdeka.com

Sebuah video tiba-tiba membetot perhatian publik. Dalam video tersaji pemandangan yang unik. Anies Baswedan yang menjadi gubernur Jakarta sedang diarahkan gayanya. Untuk sebuah keperluan publikasi oleh majalah Tempo.

Yang menarik dari sebuah peristiwa itu dan yang menjadi perhatian publik adalah sikapnya dalam memperlakukan 'pembantu'-nya dan juga ketika dalam sebuah warung dari peristiwa yang sama,  Anies meminta untuk mengganti kursi yang kurang nyaman.

Tidak ada interaksi dengan publik. Tidak ada diskusi dengan publik tentang persoalan di daerah itu yang perlu diselesaikan. Padahal lokasinya cukup kumuh dan lingkungannya sangat kotor. Sampah bertebaran dimana-mana.

Ketika menginjak sampah, Anies hanya mengibaskan kakinya. Biasanya, naluri memimpin harusnya mengarahkannya kepada pemecahan persoalan, dimana pun berada di dalam wilayah administrasinya. Tidak terjadi hal yang seharusnya terjadi itu. Harapan sebagian netizen pun tidak tercapai.

Tidak berapa lama berselang, dalam pidato politiknya setelah pelantikan, Anies keselip menggunakan kata pribumi dengan konteks yang tidak semestinya. Pribumi yang diucapkan sepertinya sudah merupakan diksi yang disengaja.

Setidaknya, masih berbalasan dengan sebuah spanduk yang dibentangkan, "Bangkitnya Pribumi Islam". Penggunaan diksi itu masih terus dalam perdebatan netizen. Bahkan, penjelasan lanjutan Anies malah menciptakan blunder baru. Sepertinya ada hal yang tidak Anies pahami.

Terlepas dari itu semua, Anies telah dilantik menjadi komandan ibukota untuk masa lima tahun mendatang. Lima tahun waktu yang sebentar untuk sebuah pemerintahan. Pertanyaannya, apakah janji-janji 'manis' Anies akan terlunasi dengan baik? Apakah kerja-kerjanya akan dapat memenuhi harapan rakyat Jakarta? Apakah program-program kerjanya dapat terealisasi?

Jas Merah

Jangan sekali-kali melupakan sejarah. Begitulah ujaran Soekarno. Sejarah menjadi catatan yang mencerminkan nilai-nilai perjuangan bangsa. Dalam konteks yang lebih luas, sejarah disini dapat diartikan dengan rekam jejak. Rekam jejak yang membentuk profileseseorang. Karakter itu identik dengan konsistensi tanpa bias. Hulu hilir sama meskipun badai menggoyang. Coba kita tengok sejarah Anies. Tidak usah terlalu jauh ke belakang.

Masih lekat dalam ingatan ketika Anies menjadi bagian dari Jokowi dalam masa kampanye perebutan kekuasaan di istana. Dengan pilinan kata pilihan, Anies berhasil membuai banyak sekali anak muda. Nilai-nilai yang diuarkannya sangat kental dengan keragaman, kesatuan, kebhinekaan dan juga nasionalisme yang tinggi.

Tidak segan-segan Anies memberikan kata-kata yang sangat 'hitam' bagi lawan Jokowi ketika itu, Prabowo. Anies bahkan mengatakan Prabowo didukung mafia yang terkait dengan korupsi migas, kasus haji, impor daging, dan kasus lumpur Lapindo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun