Belum lewat satu purnama, satu kisah berloncatan di berbagai media tentang seorang laki-laki bule pemburu kenikmatan. Pemburu --seorang lelaki bule-- kenikmatan ini merajalela di Bali, mencari mangsa untuk mendapatkan 'kenikmatan' secara gratis. Namanya ditengarai David Bond.
Perbuatannya bahkan dilakukan dengan dokumentasi yang cukup mantap. Setidaknya menurut pemberitaan media. Tanpa malu dan merasa risih, perempuan-perempuan yang dikencaninya itu mau difoto dalam berbagai gaya. Model dokumentasinya mirip-mirip sebuah catatan perjalanan liarnya.
Bahkan yang lebih luar biasa, wanita-wanita yang diajaknya 'terbang ke surga' itu, dapat ditundukkan dalam waktu singkat. Bahkan ada yang kurang dari 1 jam. Tepatnya 55 menit. Ngeri!
Jika wanita yang diajaknya berkencan itu pekerja seks komersial, mungkin tidak jadi masalah. Untuk hal ini, tidak perlu waktu yang panjang untuk mendapatkan 'kencan sesaatnya. Juga tidak akan menjadi heboh. Tetapi, wanita-wanita itu sepertinya wanita bukan "pelayan" dan baik-baik.
Banyak pertanyaan yang kemudian muncul. Kok bisa wanita-wanita itu jatuh ke dalam pelukan lelaki itu? Lalu, mengapa mau difoto dan didokumentasikan dengan demikian rapi? Apakah mereka dibohongi dengan berbagai cerita indah? Apakah mereka tertunduk begitu saja karena hipnotis dahsyatnya?
Melihat tampangnya, bolehlah doi dimasukkan kelas Don Juan. Wajah yang menarik itu, bisa jadi merupakan faktor yang dapat menjadi pemicu gampangnya wanita tersebut terlena dengan si pria bule. Tetapi apakah ada faktor lain yang kira-kira bisa memicu kerelaan para wanita itu untuk dikencani dengan konsep one night stand?
Pada proses awal tunduknya seorang wanita ke pelukan lelaki diawali dengan sebuah kondisi yang namanya "open". Kondisi terbuka ini menjadi pintu masuk ke dalam pelukan lelaki dalam sebuah relasi lelaki dan wanita.
Kondisi terbuka ini merupakan kondisi yang rapuh di mana wanita akan dapat diarahkan lelaki untuk melakukan apa pun. Ini bukan soal magic. Ini soal piskologis saja. Si perempuan bisa seperti terhipnotis.
Pertanyaannya, apa kira-kira yang membuat seorang wanita berada pada kondisi "open" ini. Fakta menyatakan bahwa wanita terbuka untuk keindahan, kenyamanan dan rasa aman. Ketiga elemen itu dapat dibentuk oleh karena sudah kenal lama, pria itu lucu, prianya kaya raya, prianya gagah dan rupawan dan juga karena prianya pintar berbicara dan bermulut manis plus suara macho. Ngebas-ngebas gitu.
Sekadar kondisi terbuka, memang tidak dapat menundukkan wanita dalam waktu 55 menit, seperti yang dilakukan bule pencari kenikmatan itu. Tetapi ada satu faktor lagi yang lebih dominan, yakni inferioritas.
Bule dan Segalanya Hebat