Mohon tunggu...
Rinsan Tobing
Rinsan Tobing Mohon Tunggu... Konsultan - Seorang pekerja yang biasa saja dan menyadari bahwa menulis harus menjadi kebiasaan.

Seorang pekerja yang biasa saja dan menyadari bahwa menulis harus menjadi kebiasaan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pentingnya Ahok Bagi Jokowi dan Janji-janji Kampanyenya

1 Maret 2017   22:16 Diperbarui: 1 Maret 2017   22:26 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: national.kompas.com

Ahok dalam Nawa Cita Jokowi memiliki peran penting. Peran itu pun telah dimainkan dengan baik oleh Ahok. Menepati Cita dalam Nawa Cita Jokowi tentunya hal yang memperkuat citra Jokowi dalam memimpin Indonesia.

Posisi Jokowi di Konstestasi Pilkada Jakarta

Posisi Ahok yang sangat penting dalam mewujudnyatakan Nawa Cita Jokowi memercikkan hal lain. Posisi ini mendorong Jokowi untuk selalu berdiri di belakang Ahok. Pilihan harus dibuat. Banyak justifikasi yang bisa diciptakan. Sebagai seorang kader partai PDIP, tentunya Jokowi bisa memposisikan dirinya. Pilihan PDIP tentunya menjadi pilihannya juga.

Meskipun tidak secara implisit di awalnya, Jokowi akhirnya menunjukkan dukungannya. Memang tidak dengan kata-kata yang tegas. Sebelumnya Jokowi mengukur dulu, seperti apa kekuatan kelompok yang selalu berupaya ‘mendomplengnya’ dengan kasus Ahok. Pesan-pesan yang sebelumnya menghubungkannya dengan Ahok tentunya harus menjadi perhatian. Meskipun sebenarnya Jokowi menunjukkan dukungan ke Ahok secara terang benderang hanyalah soal waktu.

Ketika dua punggawa partai turun gunung, itu tandanya Jokowi harus turun juga. Cuma Jokowi masih menunggu saat yang tepat untuk bisa menunjukkan secara kasat mata dukungannya kepada Ahok.

Jika dirunut ke belakang, maka kemunculan dukungan Jokowi ke Ahok mewujudnyata setelah kekalahan pasangan nomor 1. Bisa jadi, ini menunjukkan kecurigaan yang selama ini muncul di masyarakat, akibat aksi dan reaksi yang terjadi, menemukan pembenarannya. Ketika kekalahan Agus disertai dengan berkurangnya dorongan ke arah Jokowi. Upaya mendorong supaya Jokowi tidak mendukung Ahok pun berkurang.  Meskipun sebenarnya, upaya itu tidak perlu, karena dipastikan Jokowi selalu berada di belakang Ahok.

Akhir-akhir ini kemunculan-kemunculan Jokowi dan Ahok kelihatan semakin intens. Ini dipastikan karena tumbuhnya kepercayaan diri tinggi pada Jokowi akan kemampuannya mengendalikan ‘kekuatan’ yang mencoba menggunakan cara-cara yang tidak elegan untuk memenangkan calonnya. Para penantang itu sadar, jika Jokowi menunjukkan secara nyata dukungannya, maka calon yang lain akan bertumbangan.

Suara-suara miring terkait kebersamaan Jokowi Ahok yang cukup sering, juga berlalu begitu saja. Karena pihak yang suka ribut itu, ya itu itu saja. Dengan mudah masyarakat mengabaikannya. Ucapan-ucapan mereka pun tidak mendapatkan sambutan. Lihatlah berbagai hak angket yang mau digerakkan. Rakyat tidak meresponnya. Perseteruan dengan anggota DPRD yang itu-itu saja pun tidak mendapatkan reaksi positif dari masyarakat.

Alih-alih memberikan dukungan kepada pengaju hak angket itu, masyarakat malah merayakan pertemuan Ahok dan Jokowi. Pasangan gubernur dan wakil gubernur 2012-2014 itu selalu menciptakan keriangan tersendiri ketika bersama. Kebersamaan menahkodai Jakarta pada 2012-2014 ternyata memberikan ingatan yang kuat bagi masing-masing. Langkah cita Ahok dan Jokowi selalu seiring sejalan.

Modal Jokowi Mendukung Ahok

Jokowi saat ini merupakan presiden yang sangat dicintai rakyatnya. Upaya-upaya tulus Jokowi membangun Indonesia dirasakan. Meskipun tantangan dan hambatannya sangat tinggi, di tengah sistem pemerintahan yang tidak jelas, Jokowi menunjukkan kemampuannya untuk membangun Indonesia. Bumi Papua yang selama ini tertinggal, mendapatkan perhatian. Jalan tembus Sorong ke Merauke menjadi catatan sejarah tersendiri. Upaya lain menyamakan harga bahan bakar dengan pendekatan pemerataan sosial dalam ranah administrasi sosial. Harga semen juga diupayakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun