Mohon tunggu...
Rinsan Tobing
Rinsan Tobing Mohon Tunggu... Konsultan - Seorang pekerja yang biasa saja dan menyadari bahwa menulis harus menjadi kebiasaan.

Seorang pekerja yang biasa saja dan menyadari bahwa menulis harus menjadi kebiasaan.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Takkala Liburan di Balai Kota Jakarta Usai

23 Februari 2017   21:43 Diperbarui: 23 Februari 2017   22:15 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aparat birokrat Jakarta ditugaskan Gubernur Basuki untuk menjawab permasalahan yang disampaikan masyarakat. Transisi dari Basuki ke bawahannya akan berlangsung selama sebulan. Sumber: megapolitan.kompas.com

Percepatan pelayanan publik dilakukan. Kehadiran pemerintah di semua lini dan di tengah masyarakat berusaha di ciptakan. Setiap aparat dari mesin birokrasi ini dipaksa bekerja lebih keras. Jika tidak, maka terpaksa dikeluarkan. Imbalannya dinaikkan. Pusnishment and Reward Mechanism diterapkan.

Mesin birokrasi mengalami penyesuaian. Para pelayan rakyat dikembalikan ke mandatnya. Setiap individu di sistem birokrasi dipastikan melakukan tugas dan fungsinya. Basuki dengan gaya yang keras tapi manusiawi mendorong dan memastikan setiap bawahannya untuk selalu bekerja.

Birokrat-birokrat lambat digusur, yang berkompeten meskipun masih muda diangkat dan dipromosikan. Semua yang bermasalah disingkirkan dari pada menjadi batu sandungan. Tidak aneh kemudian, pergantian posisi kepada dinas bisa terjadi berkali-kali. Demi sebuah mesin yang baik, itu harus dilakukan.

Ketika Basuki Cuti

Karena harus mengikuti kontestasi pemilihan kepada daerah Jakarta, pasangan gubernur dan wakil gubernur petahana, Basuki dan Djarot harus mengambil cuti selama hampir 3,5 bulan. Selama cuti, posisi gubernur diambil alih sementara oleh pelaksana tugas yang ditunjuk oleh Menteri Dalam Negeri, Sumarsono.

Sumarsono yang merupakan Direktur Jenderal Otonomi Daerah tidak memiliki jejak ‘operasi lapangan’ pemerintahan. Apalagi Jakarta dengan segala kompleksitasnya, gaya Sumarsono yang seorang pejabat kementerian, bukanlah personal yang pas, setidaknya dengan gaya kepemimpinan Jokowi dan Basuki yang model ‘turun ke bawah’.

Terjadi relaksasi, pelonggaran pelayanan publik di Jakarta dijaman cutinya Basuki ini. Pasukan oranye yang biasanya rajin muncul di jalan-jalan, mulai menghilang secara perlahan. Selokan sering tidak dibersihkan. Sampah dibeberapa tempat dilaporkan menumpuk. Di taman-taman yang dikelola pemerintah terutama di median-median tidak muncul petugas yang biasanya berbaju hijau. Taman median jalan agak terlantar. Di beberapa kelurahan muncul keluhan dari masyarakat yang mendapatkan pelayanan administratif yang menurun. Meskipun berita-berita pelayanan yang menurun ini disanggah oleh Sumarsono.

Yang lainnya yang bisa dilihat dan dirasakan masyarakat adalah pelayanan di transportasi publik Transjakarta. Kendaraan-kendaraan yang dioperasikan cenderung tidak dibersihkan. Halte-halte tidak pernah lagi disikat dan dilap seperti sebelumnya. Yang paling menyesakkan pengguna transportasi andalan Jakarta ini adalah mangkirnya para petugas ‘sterilisasi’ jalur Transjakarta. Sering tidak kelihatan petugas yang menjaga gerbang penutup jalur. Akibatnya, kenyamanan perjalanan terganggu karena terdampak macet sebab kendaraan pribadi dan lainnya yang mengokupasi jalur.

Di Balai Kota ditenggarai hal yang sama terjadi. Para perangkat birokrat ini agak mengendorkan kerja. Karena bos yang ditakuti masih sibuk dengan urusan pilkada. Kebiasaan baik yang mulai terbentuk agak terganggu prosesnya di ketidakhadiran Basuki dan Djarot. Balai Kota juga sepi sejak hari pertama Basuki cuti. Biasanya ramai di pagi hari dimana Basuki menjamu masyarakat dan menerima laporan dari publik terkait berbagai hal. Kesepian teras Balai Kota itu ikut merasuk ke dalam ruang-ruang di gedung pemerintahan Jakarta ini.

Liburan yang Usai

Ternyata, masa ketika Basuki cuti, diistilahkan para aparat birokrasi pemerintah Jakarta sebagai liburan. Itu rumornya. Pada tanggal 12 Februari secara resmi Basuki menyelesaikan cutinya dan mengambil alih komando dari Sumarsono. Gaya Sumarsono yang lebih ‘santai’ mengakibatkan staf-staf birokrasi pemerintah Jakarta, yang dikomandoinya untuk sementara waktu, ikutan ‘santai’.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun