Boediono, sebagai sosok yang dikenal bersih, meskipun pernah dihubungkan dengan kasus mega korupsi Bank Century, sangat diharapkan dukungannya dalam bentuk masukan-masukan yang baik. Apalagi Jokowi mengeluarkan paket-paket ekonomi yang tujuannya mengatasi permasalah ekonomi yang liat. Disinilah sebenarnya, sebagai tokoh bangsa dan pakar ekonomi, demi kebaikan bangsa, Boediono seharusnya mengunjungi istana. Menikmati secangkir teh di beranda belakang istana, sambil mengenang masa lalu dan membicarakan masa depan bangsa dengan Jokowi.
Jokowi pasti sangat senang dengan kunjungan Boediono. Antasari saja yang baru diberi remisi akan diundang ke istana pada Kamis ini di sore hari. Seperti tercantum di situs sekretariat negara. Antasari yang dulu ketua kedua KPK baru diberikan grasi oleh Jokowi, sehingga dia bebas. Pastinya undangan ini bukan undangan biasa. Undangan ini tidak terkait tentunya dengan Boediono. Undangan ini soal bicara saja. Bicara tentang kemajuan bangsa. Mungkin juga bicara tentang paket-paket reformasi hukum yang sudah dicanangkan. Keahlian Antasari sepertinya diperlukan. Masih banyak yang harus ditangkapi.
Tapi Boediono tidak juga muncul di istana untuk mengunjungi Jokowi. Di situs sekretariat negara belum ada jadwal pertemuan dengan Boediono. Rumor yang beredar juga belum ada yang menghembuskan kunjungan Boediono ke istana. Hanya SBY yang siap untuk diundang ke istana, menurut partai Demokrat. Bahkan PKS pun seperti mencomblangi pertemuan SBY dengan Jokowi melalui saran yang mengatakan Jokowi harus klarifikasi cuitan terkait Hoax ke SBY langsung.
Boediono berdiam diri. Sama kalemnya ketika beliau menjadi wakil presiden. Tidak berisik. Tidak menolak perintah atasannya.
Tetapi ini soal bangsa ini. Soal ketimpangan sosial yang sedang diperjuangkan Jokowi. Tentang suasana sejuk para tokoh nasional yang harus diciptakan. Tentang sinyal-sinyal baik dari istana yang harus terus disebarkan. Untuk itu Boediono perlu ke istana.
Hingga hari ini, tidak ada yang bisa memastikan bila Boediono ke istana. Kabar kabur burung pun tidak ada yang terdengar.
Keengganannya
Lalu, mengapa Boediono belum datang. Bisa jadi, mungkin Boediono sekarang sibuk. Seperti cita-citanya setelah selesai bertugas sebagai wakil presiden. Boediono berkeinginan untuk menata diri dulu. Entah apa maksudnya. Lalu menulis buku, pastinya tentang perjalanannya selama 5 tahun mendampingi SBY, mungkin. Mengajar juga akan dilakukannya setelah selesai jadi wakil presiden. Bahkan, ketika diminta SBY hendak menjadi wakilnya pada tahun 2009, Boediono meminta akan tetap mengajar.
Mungkin juga Boediono sedang menimang-nimang cucunya. Membayar hutangnya yang bertumpuk selama menjadi wakil presiden. Hutang waktu yang hilang dengan anak dan cucunya. Waktu lima tahun yang tersita untuk mengurus negara ini.
Lalu, dengan semua pengalaman itu, peran Boediono masih diperlukan untuk kemajuan bangsa ini. Memberikan masukan kepada Jokowi.
Bukankan Boediono mengatakan bahwa di tidak puas dengan capaian 5 tahun bersama SBY. “Setelah saya inventarisasi, banyak hal-hal yang perlu dilanjutkan yang belum selesai, ada yang perlu diganti dan diubah. Sebisa saya, ya, begitulah. Puas itu relatif, tapi saya berusaha sebisa saya. Ya, itulah kemampuan saya. Di Oktober 2014 ketika diwawancara kompas.