Di jalanan ini dulu tubuhku sering dibaringkan,
Di setiap sudut dalam remang malam tak bertuan
Sembari setiap nafsu banal sang adam menyesap sariku,
Tak bersisa tubuhku diburai, hingga keringat berhenti menetes, bertukar rupiah,
Ucapmu
Biarkan burung-burung itu mematuki dagingku yang segera rapuh
Biarkan mereka menjemput tulang-tulangku, hingga sumsumku luruh
Biarkan tiap tetes darahku mengalir dari ujung-ujung paruh mungil mereka
Hingga aku tak bersisa
Bukan karena aku tidak ingin pergi dengan biasa
Tetapi aku ingin dicintai burung-burung itu
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!