Mohon tunggu...
Rinsan Tobing
Rinsan Tobing Mohon Tunggu... Konsultan - Seorang pekerja yang biasa saja dan menyadari bahwa menulis harus menjadi kebiasaan.

Seorang pekerja yang biasa saja dan menyadari bahwa menulis harus menjadi kebiasaan.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Orang Bijak Tak Bayar Pajak

13 April 2016   22:07 Diperbarui: 13 April 2016   22:15 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak yang mengatakan bahwa kasus Gayus dan perampok-perampok uang rakyat yang ditangkap adalah sebuah gunung es dari perbuatan melanggar hukum yang dilakukan para pemungut pajak, wakil-wakil itu, jaksa dan pejabat-pejabat lainnya. Mereka merampok uang rakyat dengan gampangnya tanpa rasa bersalah. Dengan mudahnya mereka mengatakan bahwa mereka akan dapat memenuhi segala kebutuhannya hanya dengan ‘bekerja’ satu atau dua kali. 

Jika Gayus adalah puncak dari gunung es dengan hasil rampokan 100 milyar, masih bisa kah dibayangkan ukuran gunung itu sebenarnya? Bisa jadi, ukuran sebenarnya bisa ribuan kali besarnya.

Siapa yang tidak marah dengan kelakuan para perampok itu. Lihatlah, bagaimana geramnya mereka yang bekerja keras dalam menghidupi keluarga dan membayarkan pajak hanya untuk dinikmati Gayus dan para wakil rakyat penipu itu dengan mudahnya. Belum lagi para pemeras-pemeras pajak yang berkeliaran. Jika ditilik sekarang pun, pasti dengan mudah menemukan bahwa permainan-permainan curang masih ada pada orang-orang yang berkaitan dengan pajak.

Pastinya wajib pajak ini tidak akan suka melihat para perampok uang rakyat ini berfoya-foya di atas keringat mereka dan kerja keras mereka. Mereka yang bekerja keras, tetapi para perampok uang rakyat ini yang menikmati. Mereka, para perampok ini, menyawer perempuan-perempuan gelapnya dengan uang hasil tetesan keringat rakyat. 

Dengan demikian, masihkan kita harus membayar pajak jika mereka dengan gampangnya merampok kita? Masihkah kita harus membayar pajak jika anggota-anggota DPR itu dengan gampangnya bermain-main dengan keringat rakyat Indonesia yang bekerja keras untuk membayarkan pajak ini?

Selama para petugas pajak masih melakukan pekerjaan mereka untuk mendapatkan kenikmatan hidup dengan cara curang, membayar pajak tidak akan menjadi satu kewajiban yang dilakukan rakyat dengan setulus hati. Sialnya, bagi perampok uang rakyat ini hukumannya pun bisa dikadalin. Hukuman untuk kejahatan luar biasa ini hanya dikenakan hukuman yang sangat biasa-biasa. Lembaga pengadilan tidak bisa menjadi harapan atas pembalasan kesakitan yang dirasakan rakyat karena jerih mereka diambil dengan percuma.

Penjara hanya tempat tinggal sementara. Mereka bisa membayar siapa pun untuk dapat menikmati kehidupan bebas, meskipun statusnya seorang tahanan. Sistem yang bobrok ini tidak akan menjamin semua pembayar pajak melakukan kewajibannya dengan tulus.

Tidak ada yang mendukung kepada masyarakat untuk membayar pajak jika kelakuan para pejabat yang digaji dari uang rakyat dan pajak rakyat melakukan perampasan uang secara membabi buta. Mereka diberikan keistimewaan dengan remunerasi yang tinggi, tetapi ternyata tidak cukup untuk membiayai nafsunya. Selama sistem perampokan ini berjalan dan sistem penghukuman begitu lemahnya, rasanya tidak membayar pajak menjadi sebuah perbuatan yang sangat bijak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun