Mohon tunggu...
Rinsan Tobing
Rinsan Tobing Mohon Tunggu... Konsultan - Seorang pekerja yang biasa saja dan menyadari bahwa menulis harus menjadi kebiasaan.

Seorang pekerja yang biasa saja dan menyadari bahwa menulis harus menjadi kebiasaan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kawasan Bandung Berkembang, Selatannya Tergenang

10 April 2016   16:48 Diperbarui: 11 April 2016   01:53 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendangkalan sungai ini diakibatkan sedimentasi yang merupakan tanah dan lumpur yang terbawa air dari kawasan utara yang mulai gundul. Kombinasi pembuangan sampah dan limbah ke sungai juga berkontribusi terhadap pendangkalan ini, serta perambahan kawasan sungai mengakibatkan penyempitan aliran sungai.

Jaringan drainase berkontribusi aktif untuk masalah ini, sudah tidak mampu menampung curahan air hujan. Mungkin karena sudah penuh dengan ‘tabungan’ sampah yang tidak pernah dibersihkan. Hujan deras dalam hitungan jam saja sudah bisa menggenangi ruas jalan di Bandung. Seringnya sekitar Cihampelas bawah hingga kedalaman 50 centimeter, kawasan Buah Batu dan Bale Endah.

Tetapi kawasan yang paling mendapatkan dampak terbesar dari perubahan bentang alam di Kawasan Utara Bandung adalah kawasan Bandung Selatan. Banjir yang terjadi pada bulan Maret 2016 lalu, menjadi buktinya.

Tergenangnya Bandung Selatan mengakibatkan lebih dari 6000-an penduduk harus meninggalkan rumah ke tempat-tempat pengungsian yang disediakan pemerintah, karena lebih dari 5000-an rumah terendam hingga kedalaman 1-2 meter.

Dari tahun ke tahun banjir yang terjadi semakin buruk. Disamping luasannya, juga lamanya air tergenang. Kalau banjir-banjir sebelumnya hanya hingga Dayeuhkolot dan Baleendah, banjir terakhir hingga Banjaran dan Arjasari. Kecamatannya bertambah. Di samping diakibatkan kawasan utaranya yang sudah rusak, kerusakan kawasan timur dan barat dicurigai berkontribusi juga terhadap banjir tahun ini.

[caption caption="Banjir Bandung Selatan yang meluas. Foto: liputan6.com"]

[/caption]

Banyak yang terganggu akibat banjir ini. Pendidikan anak-anak yang mengungsi adaah salah satunya, terutama bagi murid kelas tiga SMA, ujian nasional sudah di depan mata. Akibat dari banjir ini, kerugian yang dicapai tidak hanya pada kerusakan fisik akan tetapi juga hilangnya kesempatan bekerja dan kesehatan yang terganggu.

Pemerintah memang memberikan bantuan maksimal. Pemerintah menyediakan tenda-tenda pengungsi, fasilitas dapur umum, pengobatan, evakuasi dan bantuan-bantuan lain kepada para pengungsi. Bantuan ini tentunya hanya hingga banjir surut. Tetapi, sisa-sisa banjir dan menghabiskan juga sumber daya masyarakat dan terganggunya penghidupan memperberat beban masyarakat terdampak.

Pola penanganan yang dilakukan sifatnya kuratif. Upaya-upaya preventifnya belum muncul. Pada tahun-tahun berikutnya, dikhawatirkan kawasan Selatan ini akan selalu menerima banjir yang semakin buruk, sementara kawasan Utara Bandung akan semakin bercahaya pada malam hari. Utara yang bersolek, Selatannya yang terseok-seok. Utaranya yang berkembang, Selatannya yang tergenang.

Tentunya ini terkait dengan kebijakan publik pemerintah Kota Bandung dan Provinsi Jawa Barat. Adanya bencana ini tentunya tidak mengherankan, karena perambahan yang masif di kawasan Utara Bandung yang terus berlangsung. Dengan karakteristik pemerintah provinsi yang tidak pedulian dan tidak kompak dengan pemerintah kota, maka tipis harapan perbaikan ke depan akan terjadi.

Buktinya, tentunya masih ingat dengan beberapa peristiwa ini. Pemerintah Provinsi Jawa Barat ‘tega’ memotong Dana Desa demi membeli mobil-mobil mewah untuk eksekutif dan legislatifnya. Masalah sampah juga tidak ditangani dengan seksama. Ketika terjadi tumpukan sampah di Sungai Cikapundung, yang pertama dilakukan adalah mencari pemilik sampah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun