Mohon tunggu...
Rinsan Tobing
Rinsan Tobing Mohon Tunggu... Konsultan - Seorang pekerja yang biasa saja dan menyadari bahwa menulis harus menjadi kebiasaan.

Seorang pekerja yang biasa saja dan menyadari bahwa menulis harus menjadi kebiasaan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menggugat Kisah Romeo dan Juliet, Cinta Sejati atau Kegilaan Sesaat

8 Maret 2016   07:38 Diperbarui: 8 Maret 2016   08:01 769
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Romeo dan Juliet, Tak Terpisahkan. Sumber: fanshare.com"][/caption]
“Kekasihku, mau kah engkau menungguku, malam ini saja di tepian itu
 Ku ingin bersamamu

 Biar aku bisa membelaimu dan menjelajah cinta yang terpatri dalam hatimu
 Aku ingin engkau mengetahui, kalau cintaku tidak akan pernah mati
 Dan engkau bisa merasakan kasmaranku teramat sangat ketika ini

Jikalau pun aku harus menyebrangi lautan, aku kan sebrangi
 Jikalaupun aku harus mendaki gunung tertinggi, aku kan daki
 Jikalaupun aku harus menuruni lembah terdalam, akan kulalui

 Badai dan halilintar tak akan menyurutkan langkahku
 Sebab cintaku abadi untukmu….”

Begitulah sebuah puisi rindu tersemat dalam surat cinta seorang lelaki kepada wanita pujaannya. Tercium bau kasmaran yang teramat sangat. Kerinduan sang lelaki sudah membuncah. Inginnya dia selalu dekat dengan kekasihnya itu. Dia sanggup melalui semua rintangan dan halangan yang berada didepannya. Kekuatannya berasal dari cinta yang bersemi di sanubari. Setiap halangan yang membentuk jarak antara dia dan sang kekasihnya akan dihancurkan. Tidak ada sesuatu pun yang bisa memisahkan sang lelaki dari pujannya. Dia berjanji bahwa cintanya akan selalu menyala dan terus menyala, hingga nanti. Matipun dia akan rela, ketika kasmarannya sudah diubun-ubun. Inikah yang disebut cinta sejati?

Dalam hikayat kehidupan kita, cinta sejati selalu identik dengan kisah cinta Romeo dan Juliet. Dikisahkan Romeo dan Juliet terlibat kisah cinta yang tidak berijin. Keduanya berasal dari dua keluarga yang secara tradisional sudah bermusuhan, Capulates dan Montagues, di kota Verona di Italia. Sepasang manusia itu saling mencintai, akan tetapi cinta mereka terlarang bagi kedua keluarga.

Romeo dan Juliet akhirnya harus melakukan cara sembunyi-sembunyi untuk memuaskan kerinduan mereka. Dengan diam-diam tanpa sepengetahuan kedua keluarga, Romeo sering memadu kasih dengan sang pujaan hati, belahan jiwanya, di istana keluarga Juliet. Tidak ada sedetik pun waktu terlewatkan tanpa Romeo mengangeni Juliet. Baginya berpisah dengan Juliet adalah sebuah lonceng kematian. Lonceng yang akan menentukan akhir dari kasmaran mereka. Berpisah semalam pun menjadi sebuah siksaan yang maha dahsyat.

“Good night, good night! Parting is such sweet sorrow. That I shall say good night till it be morrow” ujar Juliet, ketika dia melepaskan sang pujaan ditelan malam untuk kembali kerumahnya Tidak berbeda dengan Juliet, Romeo juga merasa merana dan nelangsa yang teramat sangat. Dia katakan, “Hence will I to my ghostly father's cell”.

Bagi Romeo, rumah bapaknya bagaikan sebuah penjara yang mengungkung cintanya kepada Juliet. Penjara yang mengurung dirinya, tetapi tidak cinta dan imajinasi dan mimpi-mimpi indah tentang gairah cinta yang sedang membuncah. Gairah yang selalu menguatkannya untuk selalu memanjat tembok rumah keluarga Capulet yang licin berlumut untuk menemui kekasihnya. Juliet masih mematung di balconi rumahnya, hingga tubuh Romeo benar-benar hilang di kegelapan malam

Singkat cerita, dikisahkan pula di akhir, dalam upaya untuk lari dari kawin paksa, Juliet meminum semacam ramuan untuk membuatnya mati suri dan keluarganya akan menyangka dia tewas. Berita kematian palsu ini tidak sampai ke Romeo dengan sempurna. Romeo kemudian pergi ke makam palsu Juliet. Karena kesedihannya, Romeo meminum racun, bunuh diri. Mati. Juliet, karena kesengaraan yang tiada tara, mengakhiri hidupnya, juga bunuh diri meminum racun. Kali ini racun beneran. Juliet pun mati. Kisah kasih Romeo dan Juliet ini telah menjadi cerita abadi tentang cinta sejati sepasang manusia.

Kisah lain yang agak sama adalah cinta antara Rose dan Jack Dowson, yang dalam film Titanic diperankan oleh Leonardo Dicaprio dan Kate Winslet. Meskipun kisah ini sebenarnya hanya rekaan, menjadi lambang cinta sejati karena kalimat “I jump you jump” yang diucapkan Rose menjelang tenggalamnya kapal Titanic.

Dalam ketakutannya, Rose mengatakan, “This water looks really cold and dangerous.”. “Don't worry, I'll be with you the whole time”, balas Jack. You jump, I jump, Jack! Ujar Rose lagi. Rose akan ikut kemanapun Jack pergi, bahkan jika tubuh Jack menembus lautan Pasifik yang membekukan. Rasa cintanya teramat kuat dan kasmaran yang masih menggelayut, membuatnya tidak rela untuk berpisah dari Jack, meskipun kematian adalah harganya.

Kedua pasangan yang dikisahkan di atas berada di puncak kasmaran mereka. Kasmaran yang sangat mengikat dalam kisah cinta mereka yang singkat. Mereka merasa tidak bisa terpisahkan dari pasangannya. Berpisah, bahkan sedetik pun, rasanya menjadi sebuah mimpi buruk. Tindakan mereka menjadi tidak rasional. Tindakan menghilangkan nyawa karena cinta pada pandangan mayoritas kalangan adalah perbuatan sebuah hal yang konyol.

Lalu apa itu cinta sejati? Menurut Abraham Maslow, salah seorang tokoh psikologi terkemuka, cinta sejati itu memang ada. Cinta sejati adalah ketika kita mencintai diri orang lain apa adanya dan tidak mencintai diri sendiri. Cinta sejati itu tidak egois dan mau menang sendiri. Cinta sejati memunculkan kepuasan dan kebahagian bagi yang mencintai. Adanya rasa hormat dan saling memperhatikan bahkan saling memotivasi dan mendorong. Kebahagiaan merupakan perpaduan antara apa yang terbaik untuknya dan apa yang diinginkan untuk diri sendiri. Pemahaman terhadap diri sendiri dan orang yang dikasihi secara seimbang. Perhatian terhadap yang dicintai tidak akan berakhir. Kita menghormati yang kita cintai sebagai pribadi yang terpisah dari diri kita bukan untuk dimanipulasi, dikuasai atau dikontrol sepenuhnya.

Dalam pandangan Maslow, cinta sejati adalah cinta yang menempuh waktu, tertempa oleh waktu, kebersamaan yang tidak singkat sehingga seluruh proses yang dijabarkan di atas dapat dilalui. Dalam kisah Romeo dan Juliet serta Jack and Rose, mereka tidak pernah merasakan hidup dalam sebuah pernikahan, sebuah bahtera rumah tangga dimana cinta itu kemudian diuji. Dimana perselisihan muncul. Kadang kesal tiba dan merusak rasa. Kecemburuan kadang mengganggu. Masalah daftar cicilan bisa merusak barang-barang di rumah. Dimana masalah mengurus anak menguras emosi dan tenaga. Belum menghadapi gangguan dari tetangga, yang menguji kesabaran. Mereka tidak pernah mengalaminya, karena hidup mereka berakhir di kala mereka belum menempuh semuanya itu. Dikala di puncak kasmaran.

Cinta sejati bukanlah sesuatu yang terjadi pada suatu saat yang singkat, tetapi harus teruji oleh berbagai permasalahan dalam rentang waktu yang cukup lama. Pada kenyataanya, pada saat pendekatan hingga kasmaran tertinggi, adalah saat dimana masing-masing pasangan kekasih menunjukkan yang terbaik dari dirinya dan pada puncaknya rasionalitas tenggelam.

Sejalan dengan pemikiran di atas, bahwa cinta tidak dapat dikatakan sejati hanya karena adanya pernikahan, namun seberapa kuat pertahanan cinta mereka dalam ikatan pernikahan dengan saling menjaga, saling berkasih sayang, saling pengertian sampai akhirnya kematian menjemput.

Sedikit bermain-main dengan semantik, kata sejati adalah kata yang bermakna tidak akan berubah, tulen, asli, murni, tidak lancung dan tidak campuran, sebagaimana diutarakan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Makna kata tersebut mengandung suatu ketahanan yang tidak akan berubah oleh waktu dan abadi. Jika disandingkan dengan cinta menjadi cinta sejati, itu memiliki arti cinta yang tidak akan berubah, cinta yang tulen, cinta yang asli, cinta yang tidak lacung dan cinta yang tidak campuran. Lalu, kalau tidak teruji dengan masa, layakkah disebut cinta sejati?

Lalu, apa yang terjadi dengan Romeo dan Juliet? Kenapa Romeo harus bunuh diri karena melihat kuburan palsu Juliet. Lalu kenapa Juliet ikut-ikutan bunuh diri dengan alasan tidak kuat ditinggal mati. Sama juga dengan Rose. Kenapa kemudian Rose dengan ‘semangat’ akan mengikuti Jack, jika Jack melompat ke laut yang ganas yang siap menerkam tubuhnya dan membunuhnya? Atau, apakah cinta memang bisa membunuh. Atau mereka sedang gila karena cinta?

Kejadian emosi yang berlebihan dapat mengakibatkan kegilaan sesaat yang mengakibatkan seseorang melakukan tindakan-tindakan tidak masuk akal. Emosi berlebihan ini menghilangkan kemampuan untuk berfikir dengan baik. Jatuh cinta dan kasmaran adalah saat dimana semuanya seperti terasa indah dan emosi yang terpusat pada pasangan. Tidak ada yang ada, yang ada hanya kita. Kurang lebih seperti itu yang dirasakan oleh pasangan kekasih yang lagi kasmaran. Semuanya menjadi mudah dan indah, dan sekaligus menjadi menyiksa ketika berpisah bahkan satu detik saja.

Dalam Novel berjudul Captaion Correlli’s Mandolin, yang ditulis pada tahun 1994 oleh penulis Inggris Louis de Bernières, mengatakan jatuh cinta itu adalah kegilaan sesaat. Cinta seperti letusan gunung api, meledak kemudian akan hilang. Cinta itu memang demikian. Ketika cinta itu berada pada titik kulminasinya, cinta bisa menghancurkan seperti sebuah gunung api yang meluapkan laharnya. Lahar panas yang menghantam semua yang berada di jalurnya.

Dan pada akhirnya, ketika cinta mereka menghanguskan tubuh-tubuh penuh kasmaran itu karena sengsara tiada tara oleh perpisahan raga tanpa melewati masa mengujinya, maka cinta itu belumlah disebut cinta sejati. Sejatinya, cinta Romeo dan Juliet, harus digugat. Cinta mereka bukanlah cinta sejati, tetapi hanyalah kegilaan sesaat.

Tetapi begitulah adanya, zaman telah mentahbiskan kisah Romeo dan Juliet sebagai kisah cinta sejati sepanjang masa. Mungkin paling sejati. Meskipun cinta mereka hanya berada terjadi dalam waktu yang singkat dan berakhir dengan sebuah ‘kekonyolan’. Bahkan, banyak pasangan kekasih ingin memiliki cinta seperti Romeo dan Juliet. I die you die. Padahal, kematian oleh cinta itu adalah produk dari kegilaan sesaat yang disemburkan oleh emosi karena cinta yang membara dan kasmaran yang tak tertahan.

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun