Mohon tunggu...
Taufik Rohmatul Insan
Taufik Rohmatul Insan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembaca (walau jarang) Novel, Cerpen, Puisi dan Esai Politik, Hukum, sejarah dan Kebudayaan

Setiap Detik Adalah Kisah Kehidupan. Setiap Manusia Adalah Aktornya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Semesta Kita

16 Agustus 2022   23:51 Diperbarui: 16 Agustus 2022   23:57 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aku adalah semesta Ibu, Aku menyaksikan ada mu. Sumber Gambar: Twitter @archillect)

Aku adalah semesta Ibu

Aku menyaksikan ada mu

_

Di halaman, aku melihat biru pilu

Hijau merana berserakan

rusak hingga hamparan

yang kian sesak

---

Ke dalam, aku disapa oleh

Kisah anak menangisi

sepi tak bertaji tentang

ayah yang terjerambab dalam

lubang berbau pelumas dan

Uapan sendawa yang mengkristal

---

Di dinding, terpampang sangar

Harimau Asia dibalik

Mihrab berlapis kertas

Berstempel emas dan tembaga

Tertanda!

---

Di meja jamuan, tersuguh penuh

Ragam sesajian yang terbuat

Dari alam Sabang

hingga Merauke

Hasil ramu koki eropa dan asia

 ---

Ke belakang, aku tergoda suara

Yang nyaring melangit

Melayang layang bercahaya

Ia datang dari aksara dan angka

Kemudian terlelap di sofa

---

Aku menyaksikan semesta

Yang tercipta dari cairan

amis dan masam rupa rupa

merah hitam bening cokelat 

Yang mengalir menyusuri waktu

Hingga tiba pada mu 

---

Apakah ini semesta mu, Nak?

Terlalu banyak tangan

Entah milik siapa dan untuk apa

Mengikat kendali semesta kita

# Hut 77 RI, Dirgahayu Republik Indonesia 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun